Tangerang - Kota Serpong punya jejak sejarah yang menarik untuk dikulik. Kali ini detikers akan kita ajak walking tour sembari napak tilas situs sejarah yang ada di Serpong
Foto Travel
Mengenal Sejarah Tersembunyi Lewat Napak Tilas Kota Serpong

Pada Sabtu (11/03) detikTravel menjajaki beberapa spot peninggalan yang ada di sini, khususnya di sekitar Serpong. Kami menelusuri serpong dengan ditemani oleh komunitas dan pemandu dari Ngopi di Jakarta (NgoJak). Titik kumpul kami berada di Stasiun Serpong.
Tujuan pertama yang didatangi adalah Monumen Palagan Lengkong atau yang dikenal juga Monumen Daan Mogot.
Cagar Budaya ini memiliki tragedi kelam terkait meninggalnya 33 orang taruna PETA atau tentara pada masa itu.
Berkunjung ke sini traveler dapat melihat bangunan rumah tua berwarna putih hijau dan terdapat monumen yang memuat peristiwa lengkong tepat di sebelahnya. Sayangnya Monumen Palagan Lengkong ini tidak dapat dimasuki oleh pengunjung.
Beranjak dari situ, kami berkunjung ke rumah Eks Landhuis Cilenggang yang juga empat jadi pemukiman pegawai PTPN VIII. Lahan ini dulunya merupakan pabrik gula yang sempat beroperasi hingga 1870-an. Bangunan rumah ini tak lagi dihuni, membuat bangunannya terbengkalai dan rusak. Selain itu bekas pabrik gula juga sudah tidak dapat ditemui, tersisa bebatuan yang diduga merupakan fondasi dari pabrik gula pada masa itu.
Kemudian perjalanan kami lanjutkan dengan berjalan kaki secara penuh, menuju Cagar Budaya Keramat Tajug. Tempat ini merupakan makam dari anak Sultan Ageng Tirtayasa, yakni TB. Muhammad Atif, yang punya pengaruh dalam masyarakat Islam di sekitar sini.
Makam ini terletak di atas bukit, yang mana ini juga memiliki makna filosofis yang menyertainya.
Kemudian perjalanan bergeser ke Pecinan Serpong, tepatnya sekitar Klenteng Boen Hay Bio.
Klenteng ini disinyalir telah dibangun sejak tahun 1694. Dan menjadi yang tertua di Kota Tangerang Selatan kini.
Kemudian tak jauh dari situ, kami bergeser ke Tugu Perjuangan Rakyat di Serpong. Monumen ini terletak tak jauh dari Klenteng dan berada tepat di pinggir jalan bekas pusat kota dan Pasar Serpong.
Di sekitar monumen ini dulunya terdapat tragedi bersejarah, yakni penyerbuan KH Ibrahim dan Abuya Hatim yang menyerang markas pasukan NICA. Atas penyerbuan itu, memakan korban 189 orang korban jiwa yang gugur di tempat tersebut.
Selepas dari tempat ini kami berangkat menuju kedai es kelapa, di sini kami disiram segarnya es kelapa siang hari dan juga siraman informasi dari Mang Iging, Pendiri Wajah Serpong Tempoe Doeloe perihal wilayah Serpong.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum