Jakarta - Revitalisasi Museum Bahari di Penjaringan, Jakarta Utara, berlangsung. Pekerja memperbaiki atap dan dinding bangunan bersejarah peninggalan kolonial Belanda.
Foto Travel
Revitalisasi Museum Bahari, Merawat Jejak Rempah Batavia
Proyek revitalisasi Museum Bahari di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, tengah berlangsung, Rabu (12/11/2025).
Pada masa pendudukan Jepang, kompleks gedung ini sempat digunakan sebagai tempat penyimpanan logistik militer. Setelah Indonesia merdeka, bangunan bersejarah ini beralih fungsi menjadi gudang hingga akhirnya dipugar pada tahun 1976 dan diresmikan sebagai Museum Bahari pada 7 Juli 1977.
Museum Bahari sendiri merupakan bangunan peninggalan Belanda abad ke-18, yang pada masa itu berfungsi sebagai gudang rempah-rempah, kopi, teh, tembaga, timah, dan tekstil sebelum dikirim ke Eropa. Lokasinya yang berada di tepi Pelabuhan Sunda Kelapa menjadi bukti penting peran Jakarta (dulu Batavia) sebagai pusat perdagangan internasional di masa lampau.
sejumlah pekerja tampak sibuk memperbaiki bagian atap dan dinding bangunan tua yang menjadi saksi sejarah perdagangan maritim di masa kolonial Belanda itu.
Revitalisasi ini difokuskan pada perbaikan struktur kayu dan dinding bangunan yang mulai lapuk dimakan usia. Beberapa bagian kayu yang keropos diganti dengan material baru yang memiliki karakter serupa agar tetap mempertahankan keaslian arsitektur. Proyek ini diharapkan tidak hanya memperkuat struktur bangunan, tetapi juga menjaga nilai historis museum yang telah berusia lebih dari dua abad.












































Komentar Terbanyak
Pembegalan Warga Suku Baduy di Jakpus Berbuntut Panjang
Kisah Sosialita AS Liburan di Bali Berakhir Tragis di Tangan Putrinya
Drama Menjelang Penobatan Raja Baru Keraton Solo