|
Bagi traveler penikmat kopi, bisa coba beli biji kopi yang langsung digiling dan dibawa pulang. Harganya cuma Rp 4.000 per ons
|
|
Nah, seusai mengisi amunisi perut, di sinilah jalan-jalan dimulai! traveler bisa jalan kaki masuk ke gang-gang kecil yang suasananya sepi sekali. Dari Gang Sukaria, rumah gaya Tionghoa asli di sini hanya sedikit saja yang kelihatan
|
|
Langkah kaki tak menyurutkan semangat untuk menapaki sisa peninggalan sejarah etnis China Benteng Tangerang beberapa waktu lalu. Masuk ke gang demi gang, bertemu Jl MT Haryono dan masuk lagi ke gang, sampailah saya di Sungai Cisadane
|
|
ugc
|
|
ugc
|
|
Nah, kalau berjalan ke kiri traveler bisa menemui Masjid Kalipasir yang tak disangka-sangka menjadi destinasi berikutnya. Masjid ini pun menyimpan sejarah panjang dan juga berkaitan dengan orang-orang China Benteng Tangerang
|
|
Kalau belok ke kanan traveler bisa menemukan surganya kuliner China yang berpusat di Pasar Lama, Tangerang yang cuma beroperasi siang hari saja
|
|
Di sebelah klenteng ada gang yang memecah jalur, beloklah ke sana. Di sana traveler bisa menilik asal-usul perkembangan China Benteng Tangerang di Museum Benteng Heritage. Sudah belajar dan berfoto di museum, saatnya mengisi perut lagi di Pasar Lama
|
|
Jangan lupa juga coba naik perahu keliling Sungai Cisadane sebelum traveler pulang. Semakin malam juga traveler dapat mencicipi aneka street food yang dijajakan di Jl Kisamaun. Seru dan kenyang!
|
Halaman 2 dari 10












































Komentar Terbanyak
Pembegalan Warga Suku Baduy di Jakpus Berbuntut Panjang
Kisah Sosialita AS Liburan di Bali Berakhir Tragis di Tangan Putrinya
Drama Menjelang Penobatan Raja Baru Keraton Solo