Rumah Tinggi, Arsitektur Hijau Suku Korowai

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Erwin Yogaswara|1199|PAPUA 3|29

Rumah Tinggi, Arsitektur Hijau Suku Korowai

Redaksi Detik Travel - detikTravel
Jumat, 11 Mar 2011 09:20 WIB
loading...
Redaksi Detik Travel
Rumah Tinggi, Arsitektur Hijau Suku Korowai
ugc
Jakarta - Rumah tinggi, begitu biasa disebut oleh penduduk asli Suku Korowai. Dibangun atas pohon setinggi belasan hingga 60 meter, sangat mungkin menjadi keajaiban dunia. Ratusan tahun silam, suku Korowai telah memiliki teknik dan arsitektur yang tinggi dan ramah lingkungan.Foto-foto ini menunjukkan betapa hebatnya arsitektur kuno Suku Korowai yang hanya mengandalkan tali pengikat rotan dan akar untuk menghubungkan semua bagian rumah. Dari atap daun sagu, hingga kayu damar yang besar.Tepatnya tanggal 23 Oktober 2010 foto ini diambil di pemukiman suku Korowai, di dalam hutan belantara yang jaraknya sekitar dua jam berjalan kaki dari Desa Basman, tepian sungai Daerum Kabur.

ugc
Rumah tinggi, begitu biasa disebut oleh penduduk asli Suku Korowai. Dibangun atas pohon setinggi belasan hingga 60 meter, sangat mungkin menjadi keajaiban dunia. Ratusan tahun silam, suku Korowai telah memiliki teknik dan arsitektur yang tinggi dan ramah lingkungan.Foto-foto ini menunjukkan betapa hebatnya arsitektur kuno Suku Korowai yang hanya mengandalkan tali pengikat rotan dan akar untuk menghubungkan semua bagian rumah. Dari atap daun sagu, hingga kayu damar yang besar.Tepatnya tanggal 23 Oktober 2010 foto ini diambil di pemukiman suku Korowai, di dalam hutan belantara yang jaraknya sekitar dua jam berjalan kaki dari Desa Basman, tepian sungai Daerum Kabur.

ugc
Rumah tinggi, begitu biasa disebut oleh penduduk asli Suku Korowai. Dibangun atas pohon setinggi belasan hingga 60 meter, sangat mungkin menjadi keajaiban dunia. Ratusan tahun silam, suku Korowai telah memiliki teknik dan arsitektur yang tinggi dan ramah lingkungan.Foto-foto ini menunjukkan betapa hebatnya arsitektur kuno Suku Korowai yang hanya mengandalkan tali pengikat rotan dan akar untuk menghubungkan semua bagian rumah. Dari atap daun sagu, hingga kayu damar yang besar.Tepatnya tanggal 23 Oktober 2010 foto ini diambil di pemukiman suku Korowai, di dalam hutan belantara yang jaraknya sekitar dua jam berjalan kaki dari Desa Basman, tepian sungai Daerum Kabur.

ugc
Rumah tinggi, begitu biasa disebut oleh penduduk asli Suku Korowai. Dibangun atas pohon setinggi belasan hingga 60 meter, sangat mungkin menjadi keajaiban dunia. Ratusan tahun silam, suku Korowai telah memiliki teknik dan arsitektur yang tinggi dan ramah lingkungan.Foto-foto ini menunjukkan betapa hebatnya arsitektur kuno Suku Korowai yang hanya mengandalkan tali pengikat rotan dan akar untuk menghubungkan semua bagian rumah. Dari atap daun sagu, hingga kayu damar yang besar.Tepatnya tanggal 23 Oktober 2010 foto ini diambil di pemukiman suku Korowai, di dalam hutan belantara yang jaraknya sekitar dua jam berjalan kaki dari Desa Basman, tepian sungai Daerum Kabur.

ugc
Rumah tinggi, begitu biasa disebut oleh penduduk asli Suku Korowai. Dibangun atas pohon setinggi belasan hingga 60 meter, sangat mungkin menjadi keajaiban dunia. Ratusan tahun silam, suku Korowai telah memiliki teknik dan arsitektur yang tinggi dan ramah lingkungan.Foto-foto ini menunjukkan betapa hebatnya arsitektur kuno Suku Korowai yang hanya mengandalkan tali pengikat rotan dan akar untuk menghubungkan semua bagian rumah. Dari atap daun sagu, hingga kayu damar yang besar.Tepatnya tanggal 23 Oktober 2010 foto ini diambil di pemukiman suku Korowai, di dalam hutan belantara yang jaraknya sekitar dua jam berjalan kaki dari Desa Basman, tepian sungai Daerum Kabur.

ugc
Rumah tinggi, begitu biasa disebut oleh penduduk asli Suku Korowai. Dibangun atas pohon setinggi belasan hingga 60 meter, sangat mungkin menjadi keajaiban dunia. Ratusan tahun silam, suku Korowai telah memiliki teknik dan arsitektur yang tinggi dan ramah lingkungan.Foto-foto ini menunjukkan betapa hebatnya arsitektur kuno Suku Korowai yang hanya mengandalkan tali pengikat rotan dan akar untuk menghubungkan semua bagian rumah. Dari atap daun sagu, hingga kayu damar yang besar.Tepatnya tanggal 23 Oktober 2010 foto ini diambil di pemukiman suku Korowai, di dalam hutan belantara yang jaraknya sekitar dua jam berjalan kaki dari Desa Basman, tepian sungai Daerum Kabur.

ugc
Rumah tinggi, begitu biasa disebut oleh penduduk asli Suku Korowai. Dibangun atas pohon setinggi belasan hingga 60 meter, sangat mungkin menjadi keajaiban dunia. Ratusan tahun silam, suku Korowai telah memiliki teknik dan arsitektur yang tinggi dan ramah lingkungan.Foto-foto ini menunjukkan betapa hebatnya arsitektur kuno Suku Korowai yang hanya mengandalkan tali pengikat rotan dan akar untuk menghubungkan semua bagian rumah. Dari atap daun sagu, hingga kayu damar yang besar.Tepatnya tanggal 23 Oktober 2010 foto ini diambil di pemukiman suku Korowai, di dalam hutan belantara yang jaraknya sekitar dua jam berjalan kaki dari Desa Basman, tepian sungai Daerum Kabur.
Halaman 2 dari 7
Rumah tinggi, begitu biasa disebut oleh penduduk asli Suku Korowai. Dibangun atas pohon setinggi belasan hingga 60 meter, sangat mungkin menjadi keajaiban dunia. Ratusan tahun silam, suku Korowai telah memiliki teknik dan arsitektur yang tinggi dan ramah lingkungan.Foto-foto ini menunjukkan betapa hebatnya arsitektur kuno Suku Korowai yang hanya mengandalkan tali pengikat rotan dan akar untuk menghubungkan semua bagian rumah. Dari atap daun sagu, hingga kayu damar yang besar.Tepatnya tanggal 23 Oktober 2010 foto ini diambil di pemukiman suku Korowai, di dalam hutan belantara yang jaraknya sekitar dua jam berjalan kaki dari Desa Basman, tepian sungai Daerum Kabur.Rumah tinggi, begitu biasa disebut oleh penduduk asli Suku Korowai. Dibangun atas pohon setinggi belasan hingga 60 meter, sangat mungkin menjadi keajaiban dunia. Ratusan tahun silam, suku Korowai telah memiliki teknik dan arsitektur yang tinggi dan ramah lingkungan.Foto-foto ini menunjukkan betapa hebatnya arsitektur kuno Suku Korowai yang hanya mengandalkan tali pengikat rotan dan akar untuk menghubungkan semua bagian rumah. Dari atap daun sagu, hingga kayu damar yang besar.Tepatnya tanggal 23 Oktober 2010 foto ini diambil di pemukiman suku Korowai, di dalam hutan belantara yang jaraknya sekitar dua jam berjalan kaki dari Desa Basman, tepian sungai Daerum Kabur.Rumah tinggi, begitu biasa disebut oleh penduduk asli Suku Korowai. Dibangun atas pohon setinggi belasan hingga 60 meter, sangat mungkin menjadi keajaiban dunia. Ratusan tahun silam, suku Korowai telah memiliki teknik dan arsitektur yang tinggi dan ramah lingkungan.Foto-foto ini menunjukkan betapa hebatnya arsitektur kuno Suku Korowai yang hanya mengandalkan tali pengikat rotan dan akar untuk menghubungkan semua bagian rumah. Dari atap daun sagu, hingga kayu damar yang besar.Tepatnya tanggal 23 Oktober 2010 foto ini diambil di pemukiman suku Korowai, di dalam hutan belantara yang jaraknya sekitar dua jam berjalan kaki dari Desa Basman, tepian sungai Daerum Kabur.Rumah tinggi, begitu biasa disebut oleh penduduk asli Suku Korowai. Dibangun atas pohon setinggi belasan hingga 60 meter, sangat mungkin menjadi keajaiban dunia. Ratusan tahun silam, suku Korowai telah memiliki teknik dan arsitektur yang tinggi dan ramah lingkungan.Foto-foto ini menunjukkan betapa hebatnya arsitektur kuno Suku Korowai yang hanya mengandalkan tali pengikat rotan dan akar untuk menghubungkan semua bagian rumah. Dari atap daun sagu, hingga kayu damar yang besar.Tepatnya tanggal 23 Oktober 2010 foto ini diambil di pemukiman suku Korowai, di dalam hutan belantara yang jaraknya sekitar dua jam berjalan kaki dari Desa Basman, tepian sungai Daerum Kabur.Rumah tinggi, begitu biasa disebut oleh penduduk asli Suku Korowai. Dibangun atas pohon setinggi belasan hingga 60 meter, sangat mungkin menjadi keajaiban dunia. Ratusan tahun silam, suku Korowai telah memiliki teknik dan arsitektur yang tinggi dan ramah lingkungan.Foto-foto ini menunjukkan betapa hebatnya arsitektur kuno Suku Korowai yang hanya mengandalkan tali pengikat rotan dan akar untuk menghubungkan semua bagian rumah. Dari atap daun sagu, hingga kayu damar yang besar.Tepatnya tanggal 23 Oktober 2010 foto ini diambil di pemukiman suku Korowai, di dalam hutan belantara yang jaraknya sekitar dua jam berjalan kaki dari Desa Basman, tepian sungai Daerum Kabur.Rumah tinggi, begitu biasa disebut oleh penduduk asli Suku Korowai. Dibangun atas pohon setinggi belasan hingga 60 meter, sangat mungkin menjadi keajaiban dunia. Ratusan tahun silam, suku Korowai telah memiliki teknik dan arsitektur yang tinggi dan ramah lingkungan.Foto-foto ini menunjukkan betapa hebatnya arsitektur kuno Suku Korowai yang hanya mengandalkan tali pengikat rotan dan akar untuk menghubungkan semua bagian rumah. Dari atap daun sagu, hingga kayu damar yang besar.Tepatnya tanggal 23 Oktober 2010 foto ini diambil di pemukiman suku Korowai, di dalam hutan belantara yang jaraknya sekitar dua jam berjalan kaki dari Desa Basman, tepian sungai Daerum Kabur.
(travel/travel)

Hide Ads