Kamar Hotel Untuk Maniak Seks di Jepang, Seperti Apa?

Tokyo -

Love Hotel memang dikenal sebagai hotel khusus untuk bercinta di Jepang. Pihak hotel tak segan-segan memfasilitasi para maniak seks yang datang dengan kamar bertema khusus untuk memuaskan fantasi seksual mereka.

Fenomena Love Hotel sudah dianggap biasa oleh masyarakat Jepang. Tak lagi tabu, pihak pengelola pun menawarkan kamar dan segala pernak-perniknya untuk memenuhi fantasi seksual para tamu yang datang, seperti yang dikumpulkan detikTravel dari berbagai sumber, Kamis (11/6/2015).

Love hotel biasanya sah menyediakan berbagai pernak-pernik untuk para maniak seks. Mulai dari kasur berputar, vending machine kondom, aneka kostum, bola disko di langit-langit, rantai, bahkan borgol. Semuanya ada!

Love hotel juga seringkali punya lemari pakaian yang isinya bukan pakaian pada umumnya, melainkan beragam kostum seksi. Ada kostum pelajar, pelayan, sampai gaun malam yang bisa dipinjam oleh para tamu. Pilih kostum yang disuka, untuk fantasi terliar yang pernah diimpikan mereka.

Aneka kamar bertema unik pun bisa disewa baik oleh warga lokal ataupun turis asing yang datang mencari kesenangan. Salah satunya yaitu kamar dengan nama Black Widow Room, yang warnanya didominasi perpaduan antara merah dan hitam yang misterius.

Kamar tersebut punya kasur bundar di bagian tengah, dengan rantai-rantai yang menjulur dari atas langit-langit. Fungsi rantai itu tentu saja untuk mengikat pasangan saat sedang bercinta. Memang gila! Namanya juga maniak seks.

Love hotel lainnya menawarkan kamar bertema pelaut. Kamar ini pun dilengkapi dengan aneka aksesoris yang bisa dipakai, serta kostum pelaut seksi untuk dipakai wanita yang menjadi pasangan saat datang ke Love Hotel.

Kamar lainnya dibuat seperti sedang berada di ruangan kelas, lengkap dengan meja belajar dan papan tulis. Kamar ini memang diciptakan untuk mewujudkan fantasi mereka yang ingin bercinta dengan gadis sekolahan atau dengan guru di ruang kelas. Edan!

Menjamurnya hotel untuk bercinta ini memang fenomena unik yang terjadi di Jepang. Perkembangannya pun cukup pesat, saat ini jumlahnya sudah mencapai puluhan ribu unit yang tersebar di seantero Jepang.

Adanya Love hotel bagaikan dua sisi mata uang. Di satu sisi bisa memenuhi kebutuhan mendasar manusia, namun di sisi lain bertentangan dengan norma sosial yang dipegang kebanyakan traveler. Tinggal traveler bijak saja menyikapinya.

(rdy/fay)