Djemaa El Fna, Malioboro Ala Maroko

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Bertualang ke Marrakesh

Djemaa El Fna, Malioboro Ala Maroko

Femi Diah - detikTravel
Selasa, 17 Nov 2015 12:10 WIB
Senja di Djemaa El-Fna (Femi Diah/detikTravel)
Marrakesh -

Djemaa El Fna di Marrakesh adalah ikon wisatanya Maroko yang tak pernah tidur. Dari pagi hingga malam, banyak warga dan turis yang lalu-lalang di sini. Bagi turis Indonesia, Djemaa El Fna seperti Malioboro-nya Maroko.

Lokasi Djemaa El Fna tepat di tengah kota. Tinggal menyeberang dari Masjid Koutoubiya. Berderet kereta kuda dan bus tingkat wisata yang ngetem menjadi pertanda jalan masuk ke area Djemaa El Fna.

Berjalan menyusuri deretan kereta kuda itu, dengan konsekuensi bau pesing dan kotoran kuda yang menyengat, kita bakal langsung dihadapkan sebuah tanah lapang yang superluas. Senja sembari menunggu sunset menjadi waktu paling pas untuk bertandang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


(Femi Diah/detikTravel)

Lapangan ramai dengan bermacam atraksi. Patung orang, penari ular, penari perut, tukang sulap, atraksi topeng monyet, serta pelukis hena, juga pria-pria dengan busana khas Maroko bakal berusaha menghibur pelancong. Ada yang meminta bayaran, ada yang pasrah menunggu lemparan koin.

Di tengah-tengah lapangan, kedai-kedai jus segala macam buah dan jeruk peras serta kedai kurma dan kismis mendominasi. Atau brochette, sejenis sate namun jauh lebih besar, juga siput rebus. Di sisi lain, kedai cendera mata sampai pakaian khas Maroko berjajar.

"Area ini tak ada matinya. Ini pasar malam, siang juga tetap buka meski tak terlalu ramai. Makin malam, akan makin heboh dengan banyak atraksi," kata Adi, salah satu mahasiswa Indonesia di Maroko kepada detikTravel.


(Femi Diah/detikTravel)

Karena keunikannya, Djemaa El Fna dimasukkan dalam UNESCO Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity. Ada yang menyebut lokasi itu bentuk raksasa Malioboro di Yogjakarta.

Sebab, berderet-deret penginapan murah di kampung yang mengelilingi Djemaa El-Fna dan pasar tradisional alias souk semacam Beringharjo menambah faktor kemiripan. Uniknya, kampung di Marrakesh itu bak labirin dengan warna serupa yakni merah. Tenang saja, ada banyak penunjuk jalan di tiap percabangan jalan.

Selain itu, warung makan dengan menu tradisional Maroko seperti Cuscus sampai gaya western menjadi pilihan. Kebanyakan makanan besar ini ada di kedai-kedai di pinggir lapangan. Demi keamanan kantong sebaiknya pilih yang menawarkan menu plus harga agar tak digetok.

Satu lagi kuliner yang banyak ditawarkan di Djemaa El Fna yakni menikmati teh dengan daun mint yang melimpah. Dalam satu gelas kecil daun mint bisa sampai lima lembar. Tenang saja, untuk pelancong muslim jajanan di area ini mayoritas halal. Hanya saja porsinya memang jumbo.


(Femi Diah/detikTravel)

(aff/aff)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Bertualang ke Marrakesh
Bertualang ke Marrakesh
9 Konten
Maroko menawarkan destinasi eksotis yang bisa memukau wisatawan. Mulailah petualangan seru di Maroko dari Marrakesh, kota berjuta pesona budaya.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads