Kisah Penjara Paling Sadis di Vietnam

Hanoi - Perang Vietnam menyisakan kisah kelam. Liburan ke Hanoi, wisatawan bisa ke Museum Penjara Hoa Lo dengan kisah kekejaman perang.

Nama penjara Hoa Lo atau Hoa Lo Prison di Vietnam memang terkenal mengerikan dan penuh dengan kisah pilu. Dilansir detikTravel dari situs Vietnam Tourism, Kamis (31/12/2015) penjara tersebut memang dipakai untuk menyiksa para tahanan perang secara sadis.

Sejarahnya, Penjara Hoa Lo yang terletak di Hanoi dibangun tahun 1896 dan dipergunakan oleh penjajah Prancis untuk menyiksa para tahanan politik hingga perang. Tidak sedikit penduduk Vietnam yang ditangkap dan disiksa secara sadis di sana.

Namun setelah penjajah Prancis mundur, penjara tersebut diambil alih oleh Vietnam dan dijadikan penjara bagi pasukan AS saat Perang Vietnam. Pada masa itu, Penjara Hoa Lo bahkan kerap dipanggil sebagai 'Hanoi Hilton' oleh para tentara AS.


Bagian dalam penjara (Julie Hays/CNN)

Tidak sedikit juga tentara AS yang disiksa oleh Vietnam dalam proses interogasi. Namun kisah horor penjara tersebut berakhir setelah dibom pada pertengahan tahun 1990. Namun bagian depan penjara masih tersisa dan telah dijadikan museum.

Kini, kisah sadis dan penyiksaan penjara tersebut bisa Anda lihat di Museum Hoa Lo Prison. Museum ini berada di Hoan Kiem, Hanoi. Kesan angker pun semakin ditonjolkan dengan lampu museum yang samar-samar.

Di dalam museum juga terdapat puluhan patung yang menceritakan penindasan di Penjara Hoa Lo kala itu. Mulai dari hukuman pasung hingga hukuman mati ditunjukkan di sini. Selain itu, lukisan dinding yang menceritakan kekejaman juga ada.

Bahkan, cuplikan film dari adegan peperangan hingga bagaimana para narapidana ditangkap ada. Semuanya lengkap dengan cuplikan proses hukuman yang terjadi. Sadis memang, tapi itu adalah fakta sejarah kelam yang ada di Penjara Hoa Lo dulu.

Dengan berkunjung ke museum ini, ada pembelajaran untuk wisatawan. Perang adalah hal terburuk yang dilakukan manusia, serta harus dihindari sejauh mungkin.


Diorama yang menggambarkan kisah kelam (Julie Hays/CNN)

(rdy/fay)