Sa Pa adalah kota kecil dengan banyak bangunan kuno peninggalan zaman penjajahan Prancis. Kota di dataran tinggi ini berjarak sekitar 10 jam dari Hanoi, dengan menggunakan bus malam.
Kota tenang ini menjadi tempat transit traveler yang ingin menikmati indahnya desa-desa di lembah dan bukit pegunungan di Sa Pa. Ada sekitar 53 suku minoritas yang tinggal di perbukitan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari sekian banyak desa yang bisa didatangi, cobalah ke Desa Hao Thao. Jaraknya sekitar 4 jam trekking dengan tempo yang cepat. Sedangkan jika ingin sambil istirahat, bisa sampai 6 jam.
Pemandangan dari Desa Hao Thao yang indah (Shafa/detikTravel)
Perjalanannya dijamin takkan membosankan. Jalur trekking seperti lembah dan bukit terhampar begitu indahnya. Sungai meliuk di lembah siap menghapus peluh di dahi.
Desa Hao Tao hanya berisi beberapa rumah sederhana. Hanya 1 rumah terbuat dari batu bata dan memiliki kusen pintu juga jendela. Bisa dibilang, rumah inilah yang paling besar.
Lainnya hanya merupakan rumah kecil tanpa lantai dan terbuat dari kayu serta beratap jerami. Di rumah paling besarlah biasanya wisatawan bermalam barang sehari atau dua hari.
Salah satu hal yang paling ramai diperbincangkan saat ke desa ini adalah ganja. Karena di desa ini pohon mariyuana hidup dengan subur. Tumbuh liar di dekat sawah, atau di dekat teras rumah.
Penduduk tidak merasa itu sesuatu yang aneh. Mereka hanya membiarkan tumbuhan itu hidup dengan suburnya.
Daun ganja segar di Desa Hao Thao (Shafa/detikTravel)
Benar, wisatawan bisa mencoba ganja yang ada di sini dengan alat bong. Namun, tidak lantas bisa mencoba sebanyak-banyaknya. Kenapa warga desa mengkonsumsi ganja?
Rupanya warga desa bukan beralasan ingin teler, namun warga mengkonsumsi ganja untuk melawan hawa dingin. Itupun hanya warga laki-laki yang mengkonsumsi ganja, sedangkan wanitanya tak pernah mau menyentuhnya.
Wisatawan yang datang pasti penasaran dengan daun ganja yang segar. Nanti, ada saja salah satu warga yang menawarkan ganja kering untuk dibakar. Nyatanya, tidak semua wisatawan mau menghisap ganja, meski diperbolehkan.
Kebanyakan dari mereka hanya penasaran saja. Banyak wisatawan yang lebih banyak bertanya kenapa dan bagaimana ganja bisa hidup subur di sini.
Di saat pulang, anak-anak desa akan menawarkan sekantung kecil ganja kering dengan imbalan uang. Tapi, jangan sedikit pun berpikiran untuk membelinya. Karena begitu keluar dari Desa Hao Thao, membawa ganja adalah ilegal dan wisatawan bisa berurusan dengan aparat hukum.
Daun ganja yang sengaja dikeringkan (Shafa/detikTravel)
(shf/fay)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol