Masjid Al Aqsa terletak di kompleks bangunan suci di Kota Lama Yerusalem Timur, yang masuk dalam pemerintahan Israel. Di balik kawasannya yang merupakan tanah suci bagi tiga agama yakni Islam, Kristen dan Yahudi, ada satu museum di dekatnya yang tak boleh dilewatkan.
Dihimpun detikTravel dari berbagai sumber, Kamis (16/6/2016) nama museumnya adalah Islamic Museum atau lebih lengkap disebut Islamic Museum & Al Aqsa Library. Jujur saja, traveler yang berkunjung ke Masjid Al Aqsa kebanyakan tak ngeh oleh museum ini, sebab harus buru-buru antre untuk masuk ke masjidnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikTravel ketika pergi ke Yerusalem beberapa waktu silam pun melewatkan museum ini. Setidaknya ada dua situs yang membahas tentang Islamic Museum, yakni Palestinian American Research Center (PARC) dan Discover Islam Art.
Islamic Museum sudah berdiri sejak tahun 1923. Museum ini didirikan atas sumbangsih Islamic Awqaf Department, semacam badan wakaf di Yerusalem yang bertujuan untuk mengamankan benda-benda peninggalan bersejrah umat Muslim di Yerusalem dan sekitarnya. Museumnya pun juga mendapat bantuan dari Jordanian Ministry of Awqaf, badan wakaf dari Yordania.
Museumnya tidak luas, hanya berdiri di tanah seluas 1.000 meter persegi saja. Jauh dari kata megah dan mewah seperti museum-museum Islam di negara-negara Timur Tengah, situs Palestinian American Research Center (PARC) memaparkan kalau kondisinya seadanya saja. Beberapa koleksi pun sudah rusak.
Di dalam Islamic Museum, yang paling bersejarah adalah peninggalan-peninggalan para prajurit Romawi melawan para tentara Muslim demi memperebutkan tanah suci Yerusalem dalam Perang Salib. Perang yang berlangsung panjang, dari tahun 1098 sampai tahun 1400-an.
Apa saja peninggalan-peninggalannya? Ada pakaian prajurit Romawi berupa jubah yang terbuat dari besi lengkap dengan pedang yang beragam ukuran. Pun tak ketinggalan, pedang-pedang dari pasukan Muslim.
Bukan cuma itu, Islamic Museum pun menyimpan sejarah pilu masyarakat Palestina. Khususnya di tahun 1990, suatu tragedi yang terjadi di komplek Masjid Al Aqsa kala umat Muslim sedang melangsungkan salat Zuhur dan ditembaki. 20 Orang tewas dan puluhan orang lain luka-luka. Tragedi yang juga disebut dengan sebutan Black Monday.
17 Pakaian dari korban yang meninggal tersebut, disimpan di dalam Islamic Center. Kabar yang beredar, noda darah yang menempel di pakaiannya hingga kini masih basah dan terlihat jelas.
Berbagai artefak Muslim seperti kaligrafi, manuskrip-manuskrip Al Quran dan lainnnya pun terdapat di Islamic Museum. Terdapat alas untuk membaca Al Quran, tempat perhiasan dan lainnya yang usianya ratusan tahun. Bahkan, salah satu kain penutup Kabah -kiblatnya umat Muslim untuk salat- juga ada di sana.
Islamic Museum hanya buka dari pukul 15.00 sampai 18.00 waktu setempat. Tidak ada biaya untuk masuk ke dalamnya, namun para pengunjung dilarang menyentuh apalagi merusak koleksinya. Sebab, beberapa koleksi tidak disimpan dalam kotak kaca. Tak berlebihan sepertinya, jika menyebut Islamic Museum bagaikan harta karun dengan segala koleksinya.
(aff/fay)
Komentar Terbanyak
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Skandal 'Miss Golf' Gemparkan Thailand, Biksu-biksu Diperas Pakai Video Seks
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit