Merindukan panutan umat muslim ini bisa dimulai dengan mengunjungi Masjid Nabawi di Kota Madinah, Arab Saudi. Tempat suci kedua umat muslim ini, dibangun saat Nabi Muhammad SAW hijrah dari Kota Makkah.
Di balik kesucian Masjid Nabawi, terselip berbagai hal menarik dengan kecantikan pula yang menyertainya. Dihimpun detikTravel, Kamis (2/1/2017), inilah gambaran masjid terbesar kedua di dunia setelah Masjidil Haram di Makkah.
1. Perjalanan sejarah Masjid Nabawi
Foto: (pradikta42/d'Traveler)
|
Beberapa ratus tahun setelah didirikan, Masjid Nabawi sempat terbakar. Api yang berkobar menghancurkan atap, tiang masjid hingga dinding pembatas makam Nabi Muhammad SAW. Tapi kemudian, rumah suci itu segera direnovasi oleh para pemimpin negara Muslim. Masjid Nabawi sendiri sekarang bahkan berkali-kali lipat lebih luas dari Kota Madinah di masa lampau. Ukurannya adalah makam Baqi yang pada masa nabi disebut ada di pinggir Madinah, tapi sekarang lokasinya sudah dekat dengan Masjid Nabawi.
Ketika Kerajaan Ottoman memperkenalkan listrik di Jazirah Arab, tempat pertama yang menikmati listrik merupakan Masjid Nabawi. Masjid ini mulai menyala sekitar tahun 1909. Terdapat makam kosong yang berdekatan dengan lokasi Nabi Muhammad SAW dan para sahabat dikebumikan yang melegenda. Kabarnya, makam kosong itu sebenarnya disiapkan untuk Nabi Isa AS pun masih simpang siur. Barang-barang milik Nabi Muhammad SAW dulu disimpan di dalam kamar Fatimah. Ketika Madinah dikepung saat Perang Dunia I, panglima Ottoman memerintahkan untuk memindahkan barang tersebut ke Istanbul. Sekarang benda-benda dari kamar Fatimah bisa dilihat di Museum Topkapi di Istanbul, Turki.
Kubah terkenal di Masjid Nabawi pernah dicat berwarna ungu sekitar 150 tahun lalu. Ungu dipilih karena kabarnya warga Arab di wilayah Hijaz menyukai warna tersebut. Mihrab merupakan bagian dari masjid yang dipakai imam untuk memimpin salat. Biasanya masjid mempunyai 1 mihrab saja, tapi tidak dengan Nabawi. Ada tiga mihrab di sana. Satu mihrab yang kini digunakan sang imam pemimpin salat berjamaah. Mihrab lainnya adalah Suleymaniye yang dibangun atas perintah Sultan Suleyman untuk imam Hanafi memimpin solat. Sedangkan satu lagi adalah mihrab untuk imam Maliki yang dulunya sering ditempati Rasulullah untuk memimpin salat.
Di pelataran Masjid Nabawi ada puluhan payung raksasa yang otomatis terbuka sebelum adzan subuh dan tertutup menjelang magrib. Payung-payung itu ditempatkan pada 2010 sebagai proyek Medina Haram. Proyek tersebut melibatkan berbagai pihak termasuk arsitek SL-Rasch, Menteri Perekonomian Arab Saudi, pabrik payung Jerman yaitu Liebherr serta perusahaan Jepang bernama Taiyo Kogyo. Pada pinggir payung raksasa, ada pita biru yang mengelilinginya. Pita itu terbuat dari material khusus, di mana si pita bisa membuat suhu di bawahnya turun 8 derajat celcius secara otomatis.
2. Menjadi masjid tersuci kedua oleh umat Islam
Foto: (pradikta42/d'Traveler)
|
Raudhah adalah area di antara rumah Nabi Muhammad SAW yang kini menjadi makamnya sampai dengan mimbar yang dulu dipakai Nabi. Area Raudhah ditandai dengan karpet warna hijau. Dari salah satu hadist diketahui bahwa Raudhah yang berarti taman ini merupakan tempat yang makbul untuk berdoa. Tak heran banyak Muslim yang ingin salat dan berdoa di Raudhah.
Setiap hari, ribuan jemaah datang ke Masjid Nabawi. Itu artinya banyak orang juga yang ingin datang ke Raudhah. Untuk jemaah perempuan, biasanya ziarah Raudhah dibagi menjadi tiga waktu dalam sehari yakni selepas subuh, setelah dzuhur, dan usai isya. Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan daerah asal, ada Malaysia yang di dalamnya termasuk juga orang Indonesia yang masih rumpun Melayu, ada Pakistan, dan Arab.
Saking banyaknya orang yang ingin ziarah Raudhah, kerap kali jemaah harus menunggu lama. Belum lagi ada beberapa orang dari kelompok lain yang tidak sopan lantaran menyela antrean. Hal ini menyebabkan adanya debat antara petugas dengan jemaah yang bandel. Ketika sudah sampai ke Raudhah, jemaah lantas melakukan salat mutlak, hajat, dan taubat. Bagaimanapun untuk sampai ke Raudhah butuh perjuangan. Tidak sedikit jamaah yang menangis haru saat tiba di sana.
3. Lebih dekat dengan Raudhah
Foto: Andik Setiawan/d'traveler
|
Raudhah bentuknya memang bukan benar-benar taman yang hijau dan rindang, namun lantai seluas 144 meter persegi yang karpetnya berwarna hijau. Selain tempat yang makbul untuk berdoa, jika beribadah di Raudhah pun diyakini pahalanya adalah 1.000 kali lipat. Silakan salat, berdzikir, atau membaca Al Quran di dalam Raudhah.
Pria yang memanjatkan doa di Raudhah bisa kapan saja selama 24 jam. Waktu terbaik datang ke Raudhah adalah saat menjelang Shubuh karena saat itu suasana tidak seramai waktu lainnya.
4. Tempat terakhir sosok paling dirindukan dijaga oleh Askar
Foto: (Shafa/detikTravel)
|
Makam Rasulullah sangat berbeda dengan makam-makam tokoh muslim lainnya di dunia. Makamnya ditutup dan dibatasi dengan pagar tinggi yang berhiaskan kaligrafi cantik berwarna keemasan. Bahkan ada penjaga khusus yang disebut Askar yang berjaga di sekitar makam Beliau. Hal itu dimaksudkan agar menegur jamaah yang berbuat hal-hal berlebihan atas makam nabi seperti menangis ataupun salat di depan makamnya.
Makam Rasullullah benar-benar dijaga untuk mencegah perbuatan-perbuatan yang justru malah melenceng dari akidah. Walaupun begitu, masih ada traveler yang tak kuasa menahan air mata begitu sampai di depan makam rasul yang ke-25 ini.
5. Tempat yang terjaga kesuciannya
Foto: Foto: Hestianingsih/Wolipop
|
Pelataran masjid Nabawi memang dinaungi payung-payung raksasa. Namun payungnya tidak saling menyatu. Sehingga masih ada sela terbuka yang memungkinkan air atau yang lainnya jatuh ke lantai pelataran masjid termasuk kotoran burung yang tiba-tiba bisa jatuh ke lantainya.
Masjid Nabawi adalah memiliki semacam unit reaksi cepat untuk membersihkan najis tersebut. Saat selesai salat dan ketika ada kotoran burung, banyak jamaah yang wara-wiri. Khawatir terinjak dan kotorannya terbawa ke mana-mana, para petugas kebersihan langsung bergerak cepat. Tak sampai beberapa detik setelah kotoran burung jatuh ke lantai, ada 2 orang yang membawa pita hazard. Tak lama, 2 orang lainnya menyusul dan memegangi pita tersebut. Area yang kejatuhan kotoran burung pun langsung disterilkan dari orang yang tengah lalu-lalang.
Tak lama, petugas kebersihan yang berseragam hijau datang dengan membawa satu keranjang. Keranjang tersebut berisi aneka perlengkapan kebersihan. Pertama-tama, kotoran burung diambil dengan tisu. Kemudian bekasnya kembali dilap dengan tisu baru. Setelah itu, disiram dengan disinfektan. Dipel dan kemudian kembali disiram dengan disinfektan lainnnya. Setelah 3 kali dilap, barulah dibasuh dengan pewangi. Proses pembersihan kotoran burung pun selesai.
Tak butuh waktu lama untuk membersihkan dengan proses yang panjang itu. Jika dihitung, tidak sampai 2 menit. Setelah selesai, mereka menghilang dengan cepat. Lantai pun sudah bersih dan bebas dari kotoran serta najis. Setiap hari, masjid ini kerap dibersihkan saat setelah salat. Baik dengan tenaga manusia, maupun dengan tenaga mesin. Petugasnya pun sampai ribuan orang. Setiap orang membersihkan areanya dengan seksama sehingga tak pernah ada kotoran yang terlihat lama di Masjid Nabawi.
Halaman 2 dari 6
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol