Siapa Sangka, Sungai Cantik di Taiwan Ini Simpan Kisah Pilu

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Laporan dari Taiwan

Siapa Sangka, Sungai Cantik di Taiwan Ini Simpan Kisah Pilu

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Kamis, 18 Mei 2017 18:10 WIB
Foto: Kecantikan Love River di Taiwan (Masaul/detikTravel)
Kaohsiung - Keelokan Love River di Kota Kaohsiung, Taiwan seringkali dijadikan salah satu tujuan wisata. Namun dibaliknya, Love River tak lepas dari sejarah kelam.

detikTravel berkesempatan jalan-jalan di pinggiran Love River beberapa waktu lalu. Dihimpun dari berbagai sumber, Kamis (18/5/2017), letak sungai ini ada di Taiwan bagian selatan.

Alirannya bermula dari Distrik Renwu dan mengalir 12 kilometer membelah kota hingga menuju ke Pelabuhan Kaohsiung. Sungai ini merupakan aliran air utama serupa dengan Sungai Thames di London, Inggris. Keberadaanya sangat penting bagi masyarakat karena berperan penting dalam hal ekonomi dan pariwisata.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Traveler akan menemukan taman di tepian sungai yang membentang di sepanjang alirannya. Ada pula kafe-kafe yang buka hingga malam yang diiringi live music. Tak berhenti di situ, Anda pun bisa menyusuri aliran sungai menggunakan kapal ampibi yang mampu menampung sekitar lima belas orang berkeliling kota dari jalur sungai.
(Masaul/detikTravel)(Masaul/detikTravel)


Pemandangannya tak diragukan lagi, karena Anda bisa melihat lanskap kota yang dihiasi Holy Rosary Cathedral, Jembatan Kaohsiung, dan Pengadilan Distrik Kaohsiung. Syahdu lho.

Singkat cerita, Love River pada awalnya mempunyai nama Sungai Takao yang diambil dari Bahasa Makato, Suku Pingpu kemudian menjadi Sungai Kaohsiung. Pada akhir 1940-an, nama Love River mulai populer setelah sepasang kekasih melakukan bunuh diri di sungai ini. Love River pun digunakan sebagai nama resmi pada tahun 1972.

(Masaul/detikTravel)(Masaul/detikTravel)


Sebelum adanya daerah perkotaan, sungai ini mengalir di saluran yang luas dan datar dan digunakan sebagai irigasi juga peternakan. Pada tahun 1895, orang Jepang mengeruk sungai dan mengubahnya menjadi kanal untuk mengangkut kayu dari Asia Tenggara.

Tanggul-tanggul di sisi-sisi sungai mulai dibangun pada tahun 1908 dan Pelabuhan Kaohsiung yang dibangun di muaranya menggantikan hutan mangrove. Pada tahun 1945, Taiwan berada di bawah kendali Republik China dan tepian sungai pun dipercantik dengan dibangunnya taman.

(Masaul/detikTravel)(Masaul/detikTravel)


Kejadian pertama pencemaran saat Kaohsiung berada di bawah pendudukan Jepang yang membuat perekonomian berubah dari pertanian menjadi industri. Saat itu, pabrik kertas membuang limbah ke sungai. Hal ini ditambah dengan adanya urbanisasi yang menciptakan lebih banyak limbah.

Pada tahun 1965 limbah mentah mulai mengalir ke sungai saat pemrosesan ekspor dibuat. Airnya pun berwarna hitam dan berbau seperti selokan. Tahun 1979, pemerintah mulai membersihkan sungai. Kerja keras pemerintah setempat mengalihkan air limbah ke instalasi pengolahan di Kabupaten Cijin telah menghasilkan peningkatan kualitas air secara signifikan.

Kini, Love River kembali ke kodratnya. Sungai kembali bersih dan aman untuk digunakan berenang saat musim kemarau. (msl/rdy)

Hide Ads