Dari beberapa daerah di Negeri Kanguru, kawasan Uluru di Australia Tengah yang merupakan rumah bagi suku aborigin merupakan tempat wisata favorit wisatawan.
Ketika liburan ke sana, tak sedikit pula traveler yang membawa pulang suvenir khas. Namun siapa sangka, ada satu suvenir yang dianggap membawa kesialan oleh banyak traveler. Suvenir apa ya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, wisatawan yang berlibur ke ke Uluru di Taman Nasional Uluru-Kata Tjuta memang suka membawa pulang batu hingga kerikil dari kawasan yang dianggap sakral oleh Suku Aborigin.
Penduduk lokal dari Suku Anangu yang menjadi penghuni asli dari kawasan Uluru telah melarang wisatawan untuk mengambil apapun dari tanah keramat itu. Ada konsekuensi yang harus diterima apabila melakukan hal itu.
Anehnya, tak sedikit traveler yang mengalami kesialan atau nasib buruk setelah membawa pulang suvenir dari Uluru. Malah tak sedikit yang mengirimkannya kembali lewat pos atau jasa pengiriman barang disertai dengan memo khusus.
"Sekitar 25 persen dari suvenir yang dikembalikan itu menceritakan tentang kesialan," ujar seorang mahasiswi yang tengah menempuh study Profesor atas fenomena tersebut, Jasmine Foxlee pada media Telegraph.
Salah satu contohnya seperti kiriman dari seorang wisatawan asal Hong Kong yang pernah mendapat batu dari Uluru. Ia mengaku mendapat nasib sial gara-gara batu itu.
"Ketika saya menerima batu itu saya mendadak cemas dan ingin sesegera mungkin mengembalikannya. Dalam satu minggu, saudara saya putus dengan pacarnya. Ayah saya masuk rumah sakit dan harus melakukan operasi jantung. Saya hanya ingin mengembalikan batu itu ke tempatnya dan mengucapkan selamat tinggal pada kesialan," ujar salah satu wisatawan dari Hong Kong.
Hal itu pun malah membuat petugas Taman Nasional Uluru kewalahan. Para petugas pun tidak tahu harus berbuat apa atas banyaknya kiriman suvenir yang mendapat kemalangan.
"Kami tidak bisa melakukan sesuatu dengan suvenir yang dikembalikan," ujar juru bicara untuk taman nasional Australia yang tidak disebutkan namanya.
Pada akhirnya, aneka batu Uluru yang dikembalikan oleh wisatawan ditaruh di area netral. Beberapa juga ditata sedemikian rupa untuk menanggulangi erosi di daerah taman nasional. (rdy/aff)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol