Dihimpun detikTravel dari berbagai sumber, Kamis (19/10/2017), anak-anak Suku Maasai di Kenya tumbuh seperti biasa. Namun, dalam pernikahan para wanitanya diberikan kepada pria yang mereka tidak tahu siapa dan jauh lebih tua dari diri umur mereka sendiri.
Saat momen pernikahan tiba, pengantin akan mengemasi semua barangnya dan mengenakan perhiasan terbaik. Lalu, sang ayah mempelai wanita meludahi kepala dan payudara pengantin sebagai berkah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu dikarenakan perjalanan jauh untuk sampai ke rumah barunya. Ritual meludahi itu dimaksudkan pula untuk menangkal nasib buruk yang terkadang wanita rasakan dari keluarga mempelai pria yang kadang akan menghina pengantin wanita.
Orang-rang yang berbahasa Swahili di Kenya itu juga akan memandikan pengantin wanita dengan minyak cendana dan melukis henna di tungkainya. Seorang tetua perempuan atau Somo, akan memberi instruksi kepada pengantin wanita tentang cara menyenangkan suaminya. Terkadang Somo akan bersembunyi di bawah tempat tidur kalau-kalau ada masalah.
Di daerah lain dan masih di Kenya, ada hal utama lain dalam pernikahan, yakni Kupamba yang berarti tampilan mempelai wanita. Hal itu sangat populer, karena pesta ini hanya untuk para wanita dan ketika mereka melepaskan cadar besar mereka akan terlihat gaya rambut dan pakaian yang rumit.
Dalam pesta bisa menjadi kompetisi, jika seorang wanita memiliki suami yang baik, dia akan mendapatkan perhiasan dan pakaiannya yang indah. (msl/fay)
Komentar Terbanyak
Bus Pun Tak Lagi Memutar Musik di Perjalanan
Ogah Bayar Royalti Musik, PO Bus Larang Kru Putar Lagu di Jalan
Hotel di Mataram Kaget Disurati LMKN, Ditagih Royalti Musik dari TV di Kamar