Di pedalaman Kenya, sekitar 80 km dari Kota Marigat, menjadi tempat tinggal Suku Pokot. Mereka masih memegang teguh tradisi saling menjodohkan anak antar sesama suku. Tujuannya untuk mengoptimalkan kemungkinan bertahan hidup ketika masa sulit tiba dan lingkungan yang terkadang tak bersahabat.
Tradisi ini sempat diabadikan dalam jepretan kamera fotografer Reuters Siegfried Modola, seperti ditengok detikTravel dari Reuters, Kamis (19/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Setiap anak perempuan yang dianggap sudah mencapai usia dewasa awal akan dinikahkan. Orangtua memilihkan pasangan pria yang dianggap cocok, dan anak perempuannya harus menurut.
Nah pria yang mau menikah wajib membayar mahar ke orangtua calon mempelai wanita. Maharnya tak sedikit lho. Ada yang memberikan 20 kambing, 10 sapi dan sejumlah unta. Jika tak bisa memberikannya sekaligus, boleh dicicil selama beberapa minggu.
Perempuan yang akan dinikahkan terkadang tak diberitahu soal perjanjian orangtua dengan calon suaminya. Para orangtua khawatir sang anak kabur saat tahu dirinya telah dijodohkan dan tak boleh menolak.
Apalagi pernikahan tak serta merta saja berlangsung. Ada sederetan prosesi yang harus dilaksanakan termasuk sunat perempuan. Si calon mempelai harus disunat dulu sebelum menikah, juga sebagai ritual untuk menjadi wanita dewasa.
![]() |
Sebenarnya sunat perempuan ini sekarang ilegal di Kenya. PBB turut mengecam hal ini. Sunat perempuan dianggap pelanggaran hak asasi manusia dan berbahaya.
Sunat perempuan disebut beresiko mengakibatkan pendarahan, infeksi, infertilitas bahkan kematian. Walaupun begitu, tradisi tersebut masih dilaksanakan Suku Pokot, bahkan menjadi keharusan bagi wanita yang akan menikah.
Jadi sebelum prosesi pernikahan sesungguhnya berlangsung, calon pengantin perempuan akan dijemput pria-pria Suku Pokot. Perempuan tersebut dibawa untuk ikut serta dalam upacara transisi menjadi wanita dewasa.
Pesertanya tak hanya satu. Banyak anak perempuan akan ikut serta jika memang sudah sampai umurnya untuk dinikahkan.
![]() |
Berbalut semacam jubah dari kulit binatang, sang perempuan akan disunat terlebih dahulu dengan alat seadanya. Saat ia masih kesakitan selesai disunat, cat putih akan ditorehkan ke wajahnya. Barulah kemudian bisa beristirahat sebelum mengikuti prosesi lainnya, termasuk ritual meninju sapi.
Dengan memakai pakaian adat dan perhiasan khas Suku Pokot, para perempuan akan berbarengan meninju seekor sapi. Barulah kemudian para pria turun tangan membunuh sapi dengan menghujam kepala dan jantungnya.
Prosesi ini bisa terus berlangsung sepanjang akhir pekan. Nantinya para wanita juga akan menyanyi dan berdansa. Kemudian di penghujung prosesi mereka akan berdansa bersama para pria, tapi tetap dengan pengawasan tetua adat di sana.
![]() |
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?