Yeay! Akhirnya saya melihat juga landmark paling populer di London, Bigben, di Westminster. Sayangnya, menara jam yang berusia 159 tahun itu kini tengah direnovasi. Sehingga jam populer tersebut sama sekali tak terlihat. Kabarnya baru akan selesai empat tahun lagi.
Selain Bigben di Westminster, kita juga melihat landmark lainnya yaitu London Eye, bianglala raksasa dan juga gedung parlemen. Destinasi ini letaknya berseberangan dengan Bigben yang dipisahkan oleh Thames River.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Perjalanan kali ini, kami ditemani tour guide, Steven. Ia berbaik hati memesankan kami kopi panas. Namun karena suhu sangat dingin, kopi pun cepat sekali menjadi dingin.
Ada dua paket tur yang disiapkan, yaitu paket menuju London Bridge dan menuju Greenwich.
"Orang sini menyebutnya Grenitch," ujar Bianka Syarief, dari British Embassy di Jakarta yang menemani perjalanan kami di London. Bianka sudah memesan paket bagi kami jauh hari sebelumnya menuju Greenwich.
Melalui pengeras suara, pemandu di dalam kapal menjelaskan tempat-tempat bersejarah dan yang menjadi landmark di sisi-sisi sungai yang kami lalui. Gedung-gedung tua kami lalui dari Wensminster hingga London Bridge. Mulai dari London Eye, gedung parlemen, Millenium Bridge, Tower Bridge, dan juga The Shard, gedung tertinggi di Eropa yang berbentuk pecahan kaca yang tajam ke atas.
Sekitar 10 menit kami turun di St Katherine Pier. Ya, tur kapal ini memang menyediakan layanan hop-on-hop di sejumlah dermaga. Kami bisa turun dulu dan melanjutkan perjalanan dengan kapal berikutnya.
![]() |
Terlihat dua wanita cantik berjubah merah menunggu di tepian dermaga. Rupanya mereka adalah pelayan restoran The Medieval Banquet, tempat kami akan makan siang.
Vicky dan temannya mengajak kami menuju restoran. Setelah berjalan sekitar lima menit, kami tiba di depan restoran. Sepasang patung prajurit perang abad pertengahan berdiri di kanan kiri pintu masuk. Menurut Steven abad pertengahan di Inggris memang berlangsung di kawasan ini.
Restorannya berada di bawah tanah. Kami menikmati makan siang khas british. Di menu pembuka, kami disajikan daging ikan salmon dan trout yang diasap dengan saus bit panggang dan salad.
Dua tumpuk roti besar khas abad pertengahan, medieval bread, juga ikut disajikan. Selanjutnya menu utama, fish chip yang ukurannya besar dan kentang goreng di piring besar alumunium bisa kami nikmati. Penutupnya, apple bread pudding. Kenyang!
Usai makan siang, kami kembali menuju dermaga untuk menaiki kapal selanjutnya. Kami menunggu sekitar lima menit. Kami pun akhirnya berfoto dengan layar bangunan ikonik, London Bridge.
![]() |
Pada saat perjalanan dari London Bridge menuju Greenwich, kami memilih duduk di lantai pertama kapal. Melalui pengeras suara, guide tour menjelaskan bangunan yang kami lewati merupakan rumah selebritis papan atas Inggris.
Wisata tur kapal ini bisa menjadi salah satu yang bisa kamu nikmati bila berkunjung ke London. Paket menuju London Bridge 10 pounds per orang atau Rp 177.000 dan menuju Greenwich 18,5 pounds atau Rp 328.000. Sementara untuk satu jam sekali jalan menuju Greenwich 12,5 pounds atau Rp 222.0000. Bagi yang punya kartu oyster, dapat diskon 33 persen.
Nah ke London kamu bisa mendapatkan tiket pesawat Garuda Indonesia yang tengah promo. Hanya Rp 9,9 juta PP Jakarta-London bisa kamu dapat hingga 15 November ini untuk penerbangan 31 Agustus 2018.
Tiba di greenwich, kamu bisa traveling ke puncak Greenwich, sebuah tempat di sebelah tenggara London yang disepakati sebagai titik 0 derajat garis bujur atau meridian. Greenwich Mean Time (GMT) dipakai sebagai patokan untuk penentuan waktu di berbagai belahan dunia.
Mau tahu keseruan Kota London selanjutnya? Baca terus detikTravel ya! (bnl/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum