Dilansir detikTravel dari situs BBC Travel, Rabu (11/5/2018), lokasi persisnya ada di Lembah Echo, wilayah Sagada di Pulau Luzon yang merupakan pulau utama di Filipina.
Jika dari Manila, Lembah Echo dapat ditempuh dengan berkendara sekitar 8,5 jam perjalanan darat. Seperti ke Toraja, butuh perjuangan untuk sampai ke sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Secara tradisi, jenazah orang yang telah meninggal akan diletakkan di sebuah kursi kematian yang diikat dengan akar dan ditutupi selimut.
Kemudian jenazah akan diasapi agar tidak cepat membusuk. Mirip dengan tradisi mumifikasi di Papua, di mana jenazah diasapi sampai mengeras.
BACA JUGA: Ini Dia Mumi di Indonesia
Setelah itu, jenazah yang telah 'digantung' dan diasapi akan dibungkus daun dan ditaruh di dalam kuburan gantung oleh keluarga. Zaman dulu, ukuran petinya malah cenderung lebih kecil dari pada dewasa yang lebih panjang.
Menariknya lagi, peletakan jenazah pun harus dibuat seperti sedang meringkuk. Maknanya, mengingatkan akan posisi bayi saat di dalam rahim ibu.
![]() |
Usut punya usut, tradisi itu diyakini berasal dari kawasan Tiongkok bagian selatan seperti Yunnan, Fujian, Hubei dan Jiangxi. Sebab, kuburan gantung seperti itu juga ditemukan di tempat-tempat tersebut.
Hanya saja, tradisi itu sudah tidak dilakukan lagi kini. Diketahui, tradisi penguburan itu terakhir dilakukan pada tahun 2010 silam.
Kini, keberadaan makam gantung itu telah menjadi atraksi wisata bagi para wisatawan. Menarik sekali ya traveler!
BACA JUGA: Motor Listrik Asal Filipina Ini Terbuat dari Bambu (rdy/aff)
Komentar Terbanyak
PHRI Bali: Kafe-Resto Putar Suara Burung Tetap Harus Bayar Royalti
Traveler Muslim Tak Sengaja Makan Babi di Penerbangan, Salah Awak Kabin
Kronologi Penumpang Lion Air Marah-marah dan Berteriak Ada Bom