detikTravel berkesempatan berkunjung ke Filipina atas undangan Philippine Department of Tourism bersama Philippine Airlines pada pekan lalu. Kami berkunjung ke Fort San Pedro di Cebu, Filipina.
Fort San Pedro dibangun di abad ke-17 ketika bangsa Spanyol menduduki wilayah Filipina. Benteng seluas 2.025 meter persegi ini dibangun di bawah pimpinan Miguel Lopez de Legazpi pada 1738.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum memasuki kawasan benteng, traveler akan disambut oleh gerbang benteng yang masih berdiri dengan kokohnya setinggi 8 meter. Di gerbang ini traveler bisa menemukan prasasti yang tertempel di dinding yang menceritakan sejarah benteng dan juga ada lambang Kerajaan Spanyol. Sedangkan di puncak benteng traveler bisa melihat patung Bayi Yesus.
Sebelum sampai di meja resepsionis, di dinding kiri dan kanan lorong masuk terdapat foto-foto sejarah yang menceritakan bagaimana Spanyol dulunya bisa menguasai Filipina dan juga gambar pembangunan benteng. Foto-foto ini disusun berdasarkan kronologi sehingga pengunjung bisa memahaminya.
Di dalam kawasan benteng terdapat halaman yang cukup luas dan indah. Di halaman ini tumbuh beragam bunga yang menghiasi pinggiran halaman. Terlihat begitu ramai wisatawan yang berfoto-foto di kawasan halaman terbuka ini.
Masih di kawasan benteng, terdapat ruang galeri yang menyimpan foto, pedang, baju perang dan miniatur kapal perang. Seluruh barang yang berada di galeri terawat dengan baik dan terdapat aturan dimana pengunjung dilarang menyentuh benda-benda yang berada di galeri. Foto, pedang perang, dan baju perang juga di bungkus dengan aquarium kaca. Semua benda ini berhubungan dengan penjajahan Filipina dan perjuangan Filipina terutama masyarakat Cebu.
Menurut sejarah, benteng ini menjadi rebutan oleh penjajah dan sering beralih fungsi. Di awal pendiriannya, Spanyol menguasai benteng ini dan berfungsi sebagai pemukiman Spanyol. Di masa Perang Dunia II, Jepang menjadikan benteng ini sebagai benteng pertahanan dan rumah sakit darurat. Di tahun 1930-1940 an benteng juga berfungsi sebagai sekolah.
![]() |
Di akhir abad ke-19 barulah benteng ini digunakan oleh kaum revolusioner Filipina. Mereka merenovasi dan membangun taman kecil di dalam benteng. Sekarang taman ini dapat dilihat para pengunjung benteng.
Benteng ini memiliki tinggi dinding 6,1 meter dan ketebalan dinding 2,4 meter, dan menara-menaranya memiliki ketinggian 9,1 meter dari tanah. Juga terdapat meriam yang mengelilingi benteng yan dapat dijumpai dan terletak dengan kokoh di sela dinding benteng.
Benteng ini berada di area sangat strategis, di area Plaza Independencia, taman yang berada di pusat Kota Cebu. Bagi traveler yang cinta sejarah dan pemburu sudut instragamable bisa datang ke benteng ini saat berlibur ke Cebu.
Biaya masuk ke kawasan benteng tidaklah mahal. Untuk dewasa dikenakan biaya masuk 30 Peso (Rp 8.000) dan anak-anak dan lansia 20 Peso (Rp 5.400). Traveler yang butuh guide tenang saja, di sini ada jasa guide kok. Traveler bisa memintanya di pintu masuk.
Yuk, main-main ke Cebu. (sym/fay)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!