Museum ini dibuka pada tahun 2005 dan memamerkan artefak yang diselamatkan dari tempat-tempat bersejarah penting yang terendam danau buatan di belakang Bendungan Tiga Ngarai.
Fokus museum ini adalah pada budaya dan geografi daerah Tiga Ngarai dan pembangunan bendungan, tapi benda-benda yang dipamerkan juga mencakup sejarah dan lingkungan Chongqing mulai dari masa prasejarah hingga Perang China-Jepang tahun 1937-1945.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikTravel dan rombongan akademisi dan wartawan Indonesia berkesempatan mengunjungi museum ini atas undangan Kedutaan Besar China di Indonesia pada pekan lalu.
Baca juga: Yuk, Mengenal 12 Etnis Pribumi China! |
"Salah satu alasan museum ini dibangun ini adalah untuk menampung benda-benda peninggalan dari tempat-tempat yang hancur akibat pembangunan Bendungan Tiga Ngarai. Bentuk gedung ini sendiri adalah seperti bendungan besar," kata tour guide kami menjelaskan.
![]() |
Bagian luar museum memiliki dinding yang menjulang dan kubah dari kaca, yang mewakili budaya historis Proyek Bendungan Tiga Ngarai dan asal-usulnya. Selain itu, ada relief berskala besar, patung perunggu dan 'Koridor Ekologi' yang memiliki panjang 1.100 meter (sekitar satu kilometer).
Chongqing Three Gorges Museum menempati area seluas 42.497 meter persegi. Bagian eksibisi dari museum ini luasnya sekitar 23.225 meter persegi dan menampung lebih dari 180 ribu koleksi, termasuk koin kuno, barang pecah belah dan produk sutra. Museum ini berdekatan dengan People's Square dan the Great Hall of the People.
![]() |
Museum ini menampilkan banyak seni kuno. Ada pula model besar dari keseluruhan proyek bendungan. Ada pula pemutaran film yang menunjukkan pengeboman Chongqing selama Perang Dunia II oleh pesawat-pesawat Jepang dan tentang pemandangan alam di daerah Tiga Ngarai sebelum pembangunan bendungan. Ruang sinema ini bisa menampung 250 orang penonton.
Juga dipamerkan kerangka fosil yang berasal dari wilayah Zigong di Provinsi Sichuan dan tempat-tempat di sekitarnya. Situs fosil dinosaurus di Zigong memiliki banyak kerangka fosil.
Di depan gedung museum adalah People's Square atau Lapangan Rakyat Chongqing yang digunakan untuk fungsi hiburan dan resmi.
Saat detikTravel berkunjung, banyak warga tengah menari bersama-sama mengikuti irama musik yang mengalun di lapangan ini.
![]() |
Museum yang gratis bagi pengunjung ini dibuka setiap hari kecuali hari Senin, mulai pukul 09.00 hingga 17.00 waktu setempat.
Museum ini menyediakan layanan guide seharga 100-200 Yuan (212 - 425 ribu rupiah) per kelompok (selama 60-90 menit). Museum ini menetapkan batasan 5 ribu pengunjung setiap harinya.
Three Gorges sendiri adalah tiga ngarai yang berdekatan di sepanjang bagian tengah Sungai Yangtze di Chongqing. (ita/rdy)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Sound Horeg Guncang Karnaval Urek Urek Malang