Kisah Penghukuman Berdasarkan Gender dari China

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Laporan dari China

Kisah Penghukuman Berdasarkan Gender dari China

Bona - detikTravel
Kamis, 07 Feb 2019 17:50 WIB
Pengadilan di Confucius Mansion (Bonauli/detikTravel)
Qufu - Kota Qufu di Shandong, China adalah tempat asal Konfusius dan ajaran Konghucu. Banyak cerita unik di sana, misalnya hukuman berdasarkan gender. Seperti apa ya?

Cerita menarik datang dari keturunan Konfusius. Punya kesetaran layaknya kerajaan, keturunan Konfusius akan menerapkan hukuman berdasarkan gender.

Konfusius dan keturunannya memiliki nama keluarga Kong. Mereka mendiami rumah yang disebut Confusius Mansion, di Kota Qufu, Shandong, China detikTravel menemukan banyak cerita menarik di balik rumah ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keluarga Konfusius mendapatkan urutan kasta tertinggi, karena Konfusius dianggap sebagai dewa. Keluarga dan keturunan Konfusius dipercaya menempati urutan pertama dalam surga. Oleh sebab itu, tidak semua orang bisa masuk ke dalam rumah tersebut.

"Barangsiapa tidak masuk dalam 4 urutan keluarga tertinggi (keluarga kerajaan) maka tidak boleh masuk ke mansion ini," ujar Dennis, pemandu dari China International Travel Service.

Keluarga Konfusius diberi kuasa layaknya kerajaan. Otomatis membuat Master of Mansion atau kepala rumah tangga jadi pemerintah tertinggi di keluarga dan Kota Qufu. Untuk itu, Master of Mansion juga berlaku sebagai penegak keadilan.

(Bonauli/detikTravel)(Bonauli/detikTravel)

"Siapa pun dari keluarga Kong yang kedapatan bersalah akan dihukum," jelas Dennis.

Pemberian hukuman ini dibagi menjadi berdasarkan gender. Jika laki-laki maka akan dipukul dengan tongkat. Jumlah pukulan tergantung dari seberapa besar kesalahan yang dibuat.

Kalau perempuan beda lagi. Cara menghukumnya tidak dengan fisik tapi menyiksa.

"Kalau perempuan yang membuat pelanggaran, maka akan dijemur di atas sebuah papan," kata Dennis.

Mungkin ini terdengan sepele. Tapi rupanya, sangat menyakitkan. Perempuan yang melakukan kesalahan akan disuruh bersimpuh di atas sebuah papan kayu dengan luas 2x2,5 meter.

Papan kayu ini dibuat bergelombang tajam. Berlutut 5 menit saja, bisa membuat dengkul dan tulang kering panas. Apalagi saat musim panas tiba, sang pelanggar akan semakin tersiksa dengan matahari yang menyengat.

(Bonauli/detikTravel)(Bonauli/detikTravel)

"Perempuan akan disuruh berlutut selama 2 jam. Tapi kalau semakin banyak kesalahannya, maka waktunya juga semakin lama" tutur Dennis.

Wisatawan bisa mencoba untuk berlutut di papan ini. Tapi tidak diperbolehkan untuk menginjak papan. Traveler harus langsung duduk dalam keadaan berlutut.

"Tiap anggota keluarga yang melanggar atau membuat kesalahan, artinya membuat kesalahan di mata pemerintahan. Karena keluarga ini diberi wewenang layaknya kerajaan," tutup Dennis. (bnl/fay)

Hide Ads