Apa yang kamu bayangkan jika menceritakan tentang desa? Pasti yang terbayang oleh kamu adalah penduduk yang bertani, warga yang ramah dan anak-anak yang bebas bermain dimanapun. Namun tidak ceritanya dengan desa yang ada di Jepang ini. Isinya ratusan boneka manusia!
Dirangkum detikcom, Kamis (16/5/2019) desa Jepang ini bernama Nagoro. Desa ini berada di 550 Km di barat daya Tokyo. Yang membuat desa ini berbeda adalah bukan diramaikan oleh manusia, namun diramaikan oleh ratusan boneka seukuran manusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Awal mula dari Ayano yang baru saja pulang dari Osaka, memutuskan untuk kembali ke desa menghabiskan waktu tuanya bersama teman-temannya di kampung. Namun, keinginannya harus dikubur dalam-dalam karena tidak ada satupun penduduk yang kembali ke desa.
Untuk mengusir sepinya, dia pun mulai menjahit boneka berbentuk manusia dan mengisinya dengan kertas, kain, koran, dan tongkat kayu. Bonekanya juga lengkap dengan wajah, rambut dan ekpresi wajah yang ceria.
BACA JUGA: Mengapa Orang Jepang Begitu Disiplin?
Boneka-boneka ini pun dia sebar di penjuru desa. Ada di sawah, menjaga pintu perbatasan, di depan rumah, di jalanan, halte bus dan di sekolah. Layaknya manusia, boneka ini juga punya ragam baju dan suasana, seperti pernikahan, festival dan juga baju santai. Terlihat benar-benar hidup!
Tidak hanya boneka manusia dewasa, Ayano juga membuat boneka anak-anak untuk mengisi kelas dan menyusunnya di sekolah. Dia membuatnya seperti benar ada anak-anak yang sekolah di sana.
![]() |
Sampai saat ini telah lebih 450 boneka yang dijahit oleh Ayano. Boneka ini pun menemani para orangtua yang tinggal di desa itu yang jumlahnya tak lebih dari 30 orang. Sepi sekali kan?
Kenapa desa bisa sepi? Kemana semua orang?
Dulunya Desa Nagoro adalah desa yang ramai dengan jumlah penduduk sekitar 300 orang. Sebagian besar dulunya warga bekerja di industri kehutanan dan pembangunan bendungan. Namun setelah Perang Dunia II, sekitar tahun 1960-an para anak muda mulai merantau ke Tokyo, karena ekonomi dan industri sedang berkembang di Tokyo.
Karena ditinggal muda-mudinya desa pun sepi dan hanya dihuni oleh orang-orang tua saja. Salah satu anak muda yang merantau itu alah Ayano, dan di saat usia senja dia kembali ke kampung halamannya. Namun sayang, tak banyak yang kembali ke desa ini.
![]() |
Ayano mengaku, boneka-boneka yang dia buat memang menggambarkan kehidupan para penduduk Desa Nagoro. Dengan boneka-boneka itu pula, Ayano tidak merasakan kesepian dan benar-benar menganggap mereka sebagai penduduk Desa Nagoro.
Mau datang ke 'desa boneka' ini?
(sym/aff)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol