Jangan Tulis Nama Pakai Tinta Merah di Korsel, Pokoknya Jangan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Jangan Tulis Nama Pakai Tinta Merah di Korsel, Pokoknya Jangan

Bona - detikTravel
Rabu, 29 Mei 2019 08:20 WIB
Ilustrasi nama dalam tinta merah (iStock)
Seoul - Menulis dengan tinta warna-warni sebenarnya jadi hal yang biasa. Tapi di Korea Selatan adalah tabu untuk menulis nama orang dengan tinta merah. Kenapa ya?

Segala hal tentang Negeri Ginseng begitu menarik untuk diketahui. Tapi kali ini, detikcom tidak akan membahas soal K-Pop atau K-Dramanya yang super romantis.

Inilah cerita soal tinta merah yang tabu. Dihimpun detikcom dari berbagai sumber, Selasa (28/5/2019) tinta merah punya arti yang cukup seram di masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tinta merah sebenarnya umum digunakan oleh masyarakat Korea Selatan, kecuali dalam penulisan nama orang yang masih hidup. Karena menulis nama orang yang masih hidup dengan tinta merah artinya kesialan atau kematian.



Ya, penulisan nama dengan tinta merah hanya diperbolehkan untuk orang yang sudah meninggal. Dalam penulisan silsilah, biasanya nama leluhur yang sudah tiada ditulis dengan tinta merah.

Penulisan nama orang yang sudah meninggal dalam tinta merah diyakini dapat mengusir roh jahat. Namun efek sial dianggap akan terjadi jika menuliskan nama orang yang masih hidup.

Ada beberapa teori yang membuat penulisan nama orang yang masih hidup tabu dengan tinta merah. Pertama, warna merah di pilih karena mirip darah. Darah sendiri menjadi simbol rasa sakit dan kematian. Inilah mengapa penggunaan tinta merah identik dengan kematian.

Selain karena mirip darah, Pangeran Besar Suyang, putra kedua Raja Sejong Agung dari Dinasti Joseon (1392-1897) juga menggunakan tinta merah sebagai simbol musuh. Penggunaan tinta merah menjadi tanda serangan kudeta terhadap lawan.

Bergeser ke era Perang Korea, tinta merah digunakan untuk mencoret nama warga sipil atau tentara yang tewas. Dari masa ke masa, tinta merah menjadi simbol kematian.

Inilah mengapa penggunaan tinta merah pada orang yang masih hidup menjadi tabu atau pamali di Korea Selatan. Kamu yang menulis nama teman dengan tinta merah artinya mengharapkan kematian dari orang tersebut.

Namun penggunaan tinta merah hanya diperbolehkan sebagai cap merah pengganti tanda tangan atau kop surat. Ini dilakukan untuk menjaga keaslian dokumen di Korsel. (bnl/fay)

Hide Ads