Ibu Kota Pindah, Ini 5 Kota Terancam Tenggelam Seperti Jakarta

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ibu Kota Pindah, Ini 5 Kota Terancam Tenggelam Seperti Jakarta

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Rabu, 28 Agu 2019 19:35 WIB
Ibu Kota Pindah, Ini 5 Kota Terancam Tenggelam Seperti Jakarta
5 Kota Terancam Tenggelam Seperti Jakarta (CNN)
Jakarta - Indonesia akan memindahkan ibu kotanya dengan isu utama beban yang terlalu berat. Jakarta tak sendirian tenggelam, ada lima kota lain yang bernasib sama.

Jakarta adalah salah satu kota yang paling cepat tenggelam di dunia, menurut World Economic Forum, seperti dilansir CNN, Rabu (28/8/2019). Hal itu dikarenakan naiknya permukaan air laut dan pengambilan air tanah yang berlebihan.

Masalah serupa tak hanya dihadapi Jakarta. Setidaknya ada lima kota yang bernasib dan risiko yang sama, yakni:

1. Houston

Foto: (CNN)
Houston telah tenggelam selama beberapa dasawarsa. Dan seperti Jakarta, pengambilan air tanah berlebihan menjadi penyebabnya.

Houston Chronicle melaporkan bahwa bagian wilayah dari Harris County, yakni Houston, telah tenggelam atau mengalami penurunan tanah sedalam 3 meter. Itu terjadi sejak 1920-an, menurut data dari US Geological Survey.

Daerah ini terus tenggelam sedalam 2 inci per tahun dan dapat dengan cepat bertambah. Anggota legislator telah mencoba untuk mengatasi masalah ini dengan menciptakan sebuah distrik khusus untuk memompa air tanah pada tahun 1975.

Tetapi masalahnya tetap ada. Masih banyak sumur-sumur pribadi dan para pemasok air terus menarik dari sumber-sumber air yang ada.

2. Lagos

Kota Lagos (CNN)
Kota Lagos terletak di pantai Nigeria, pembangunannya sebagian ada di daratan dan sebagian di beberapa pulau terdekat. Ini juga kota terpadat di Afrika.

Lanskap geografinya membuat Lagos rawan banjir dan garis pantainya sudah terkikis. Seiring naiknya permukaan laut akibat pemanasan global, kota ini semakin berisiko tenggelam.

Studi dari 2012 mengungkapkan bahwa karena garis pantai Nigeria sangat rendah, kenaikan air lautnya mencapai sekitar 1 hingga 3 meter. Bencana pun datang perlahan menghantui kota ini.

Sebuah studi terpisah pada tahun ini menemukan bahwa permukaan laut global bisa naik lebih dari 2 meter pada akhir abad ini.

3. New Orleans

Kota New Orleans (CNN)
Semenjak tahun 1930-an, sepertiga wilayah dari New Orleans berada di bawah permukaan laut. Ketika Katrina menghantam pada tahun 2005, jumlah itu naik menjadi setengahnya.

Kota ini rentan terhadap kenaikan permukaan laut dan posisi yang sangat dekat dengan di pantai. Para ilmuwan telah menemukan bahwa kota itu akan tenggelam sedalam 1 centimeter dalam setahun.

4. Beijing

Beijing (CNN)
Sebuah studi dari 2016 menunjukkan bahwa Beijing tenggelam sedalam 10 centimeter di beberapa wilayahnya per tahun. Kata peneliti, penyebab tenggelamnya adalah menipisnya air tanah, mirip dengan situasi di Jakarta dan Houston.

Beijing, yang bukan kota pesisir, sangat bergantung pada air tanah sebagai sumber air utamanya. Air telah disedot selama bertahun-tahun dan menyebabkannya tenggelam.

5. Washington DC

Foto: (CNN)
Washington DC yang juga ibu kota AS juga mengalami penurunan tanah. Penelitian dari tahun 2015 menunjukkan bahwa ibu kota negara itu turun sedalam 15 cm dalam 100 tahun ke depan.

Tapi tidak seperti Jakarta, tenggelamnya Washington tidak ada hubungannya dengan akuifer atau naiknya permukaan laut, yakni disebabkan lapisan es dari zaman es terakhir. Lapisan es setinggi satu mil mendorong daratan di bawah Chesapeake Bay ke atas.

Ketika lapisan es mencair, ribuan tahun yang lalu, tanah kembali tenang. Para peneliti sekarang percaya bahwa daerah itu secara bertahap mengalami penurunan tanah, sebuah proses yang bisa bertahan ribuan tahun.

Tetapi permukaan laut di Chesapeake Bay juga meningkat. Dan, itu juga dapat menyebabkan masalah baru.
Halaman 2 dari 6
Houston telah tenggelam selama beberapa dasawarsa. Dan seperti Jakarta, pengambilan air tanah berlebihan menjadi penyebabnya.

Houston Chronicle melaporkan bahwa bagian wilayah dari Harris County, yakni Houston, telah tenggelam atau mengalami penurunan tanah sedalam 3 meter. Itu terjadi sejak 1920-an, menurut data dari US Geological Survey.

Daerah ini terus tenggelam sedalam 2 inci per tahun dan dapat dengan cepat bertambah. Anggota legislator telah mencoba untuk mengatasi masalah ini dengan menciptakan sebuah distrik khusus untuk memompa air tanah pada tahun 1975.

Tetapi masalahnya tetap ada. Masih banyak sumur-sumur pribadi dan para pemasok air terus menarik dari sumber-sumber air yang ada.

Kota Lagos terletak di pantai Nigeria, pembangunannya sebagian ada di daratan dan sebagian di beberapa pulau terdekat. Ini juga kota terpadat di Afrika.

Lanskap geografinya membuat Lagos rawan banjir dan garis pantainya sudah terkikis. Seiring naiknya permukaan laut akibat pemanasan global, kota ini semakin berisiko tenggelam.

Studi dari 2012 mengungkapkan bahwa karena garis pantai Nigeria sangat rendah, kenaikan air lautnya mencapai sekitar 1 hingga 3 meter. Bencana pun datang perlahan menghantui kota ini.

Sebuah studi terpisah pada tahun ini menemukan bahwa permukaan laut global bisa naik lebih dari 2 meter pada akhir abad ini.

Semenjak tahun 1930-an, sepertiga wilayah dari New Orleans berada di bawah permukaan laut. Ketika Katrina menghantam pada tahun 2005, jumlah itu naik menjadi setengahnya.

Kota ini rentan terhadap kenaikan permukaan laut dan posisi yang sangat dekat dengan di pantai. Para ilmuwan telah menemukan bahwa kota itu akan tenggelam sedalam 1 centimeter dalam setahun.

Sebuah studi dari 2016 menunjukkan bahwa Beijing tenggelam sedalam 10 centimeter di beberapa wilayahnya per tahun. Kata peneliti, penyebab tenggelamnya adalah menipisnya air tanah, mirip dengan situasi di Jakarta dan Houston.

Beijing, yang bukan kota pesisir, sangat bergantung pada air tanah sebagai sumber air utamanya. Air telah disedot selama bertahun-tahun dan menyebabkannya tenggelam.

Washington DC yang juga ibu kota AS juga mengalami penurunan tanah. Penelitian dari tahun 2015 menunjukkan bahwa ibu kota negara itu turun sedalam 15 cm dalam 100 tahun ke depan.

Tapi tidak seperti Jakarta, tenggelamnya Washington tidak ada hubungannya dengan akuifer atau naiknya permukaan laut, yakni disebabkan lapisan es dari zaman es terakhir. Lapisan es setinggi satu mil mendorong daratan di bawah Chesapeake Bay ke atas.

Ketika lapisan es mencair, ribuan tahun yang lalu, tanah kembali tenang. Para peneliti sekarang percaya bahwa daerah itu secara bertahap mengalami penurunan tanah, sebuah proses yang bisa bertahan ribuan tahun.

Tetapi permukaan laut di Chesapeake Bay juga meningkat. Dan, itu juga dapat menyebabkan masalah baru.

(msl/fay)

Hide Ads