Liburan ke Bhutan memang tak sembarang. Untuk bisa masuk ke negara terpencil di area Himalaya ini, wisatawan harus punya kocek cukup dan terdaftar dalam tur negara.
Diintip detikcom dari BBC, Kamis (17/10/2019), Bhutan memiliki sebuah proyek keselamatan lalu lintas yang didanai oleh India bernama Border Roads Organization (BRO). BRO masuk menjadi bagian Project Dantak di India.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proyek ini sebenarnya telah berlangsung lebih dari setengah abad. Salah satu programnya adalah memberikan peringatan berhati-hati dalam lalu lintas di sepanjang jalan Bhutan.
Dari tanda jalan inilah sisi lain Bhutan terlihat. Kalau tanda jalan biasa mungkin hanya bertuliskan peringatan untuk hati-hati. Bhutan menyentuh sisi melankolis pengemudi dengan sedikit berpuisi.
![]() |
Tanda jalan ini dituliskan dalam 2 bahasa, yaitu Inggris dan Dzhongka, bahasa asli Bhutan. Bunyinya seperti ini:
"After Drinking Whiskey, Driving is risky"
"For Safe Driving, No Liquor in Driving"
"If You are Married, Diverce Speed"
![]() |
Tanda jalan ini pun dirasa menggelitik oleh wisatawan karena reputasi Bhutan sebagai negara yang disiplin dalam peraturan. Belum lagi, budaya mereka yang masih sangat kental dengan ajaran agama Buddha.
Bhutan nampaknya sangat kreatif dalam hal ini. Tanda keselamatan 'Be Gentle on My Curves' terpampang di area jalan yang menikung tajam. Benar-benar di luar dari imajinasi ya.
Kata-kata peringatan keselamatan ini sengaja dicocokkan dengan area tersebut. Ketika kamu berada di daerah pegunungan, tanda yang muncul adalah 'Mountains are pleasure only if you drive with leisure'. Puitis, tapi tetap relevan.
BRO bahkan bukan cuma memberikan perhatiannya pada pengemudi jalan. Sebagai negara yang sangat menjaga alam, tanda untuk menjaga kebersihan juga diperhatikan.
"Dont Litter, It Will Make Your Life Bitter"
Jangan buang sampah sembarangan, itu akan membuat hidup anda pahit. Memang, kata-kata ini hanya berirama dalam bahasa Inggris, karena ditujukan untuk turis yang datang ke Bhutan -- dan diasumsikan bisa berbahasa tersebut.
![]() |
Ini membuat wisatawan sadar bahwa pemerintah Bhutan ingin agar negaranya dihormati selayak mungkin. Meski dianggap sebagai dark humor, tapi tanda keselamatan ini diakui menarik perhatian.
Tak cuma berirama, Project Dantak juga memberikan peringatan ekstrem dalam tanda keselamatan ini.
"Going Faster Will See Disaster"
"On the Bend, Go Slow Friend"
Mungkin kamu bertanya-tanya, mengapa tanda keselamatan ini begitu banyak tersebar di jalan-jalan Bhutan?
Jawabannya sangat sederhana, Bhutan tidak memiliki rambu-rambu lalu lintas seperti lampu merah. Di Ibukotanya, Thimpu, jalan paling sibuk akan diatur oleh seorang polisi.
Di persimpangan jalan Thimpu, ada sebuah pos jaga yang diisi seorang polisi. Polisi tersebut akan memberikan arahan jalan dengan gerakan tangan dan gaya yang flamboyan.
![]() |
Pos jaga ini akan dijaga selama 24 jam. Mungkin mirip pak ogah di Indonesia ya?
Terlepas dari fakta tersebut, ide kreatif Bhutan dalam tanda peringatan keselamatan ini patut diacungi jempol. Rasa-rasanya trik ini bisa dicontoh oleh Indonesia.
(bnl/krs)
Komentar Terbanyak
Layangan di Bandara Soetta, Pesawat Terpaksa Muter-muter sampai Divert!
Wapres Gibran di Bali Bicara soal Pariwisata, Keliling Pasar Tradisional
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?