![]() |
Terlihat dengan mata telanjang
Para kru mengirim sampel air laut dan potongan daging ikan ke Sarah-Jeanne Royer, seorang ahli plastik laut di Scripps Institution of Oceanography. Dia memeriksa keberadaan sampel mikroplastik plastik.
"Sebagian besar pakaian kita saat ini terbuat dari berbagai jenis plastik termasuk poliester, nilon, lycra, polypropylene dan itu lepas ketika dicuci. Dalam enam kilogram pakaian akan melepaskan serat sintetis sekitar 700.000 serat mikro," kata Royer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski microfiber merupakan sumber plastik di lautan, Royer tidak tahu pasti berapa jumlah total polusi plastik di laut. Royer sedang menganalisis sampel air laut untuk lebih memahami distribusi geografis serat mikro.
Ia kini sedang memeriksa daging ikan untuk melihat apakah serat mikro bersembunyi di sana. Dia mengatakan butuh waktu enam bulan untuk mendapatkan hasilnya.
Baca juga: Jadi Perbincangan Dunia: Bali Penuh Sampah |
"Menemukan serat mikro akan menunjukkan bahwa mereka tidak selalu diekskresikan oleh ikan tetapi dapat melewati dinding sel dan dimasukkan ke dalam daging," katanya.
Tentang dampak serat mikro masih dalam masa penelitian. Mereka tidak tahu apakah itu akan berdampak pada kesehatan bagi orang yang makan ikan.
Sulit menemukan cara menghapus serat mikro dari laut dalam skala besar. Tapi, Royer berharap bahwa data ilmiah akan mendorong pembuat kebijakan untuk membuat undang-undang untuk perbaikan teknis dalam mencegah serat memasuki laut.
Dia menunjuk ke perusahaan seperti Filtrol yang sedang mengembangkan filter yang menghilangkan serat mikro keluar dari mesin cuci. Ben Lecomte mengatakan pengalaman tatap muka dengan sampah Pasifik telah mendorongnya untuk mengurangi konsumsi plastik.
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan