Memasuki Bulan Mei, Ada Ritual Tak Biasa di Inggris

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Memasuki Bulan Mei, Ada Ritual Tak Biasa di Inggris

Putu Intan - detikTravel
Minggu, 03 Mei 2020 07:31 WIB
A general view on the village green during the Maypole dancing, a feature of the Elston May festival, Bedfordshire, England on May 5, 1955.  (Photo by Hulton Archive/Getty Images)
Foto: Getty Images/Hulton Archive
London -

Tanggal 1 Mei dirayakan dengan cara yang berbeda-beda di berbagai negara. Di Inggris, hari pertama bulan Mei ini disebut sebagai May Day yang menandai hari pertama musim semi.

Pada saat itu bunga akan bermekaran dan buah juga mulai matang. Oleh sebab itu, May Day juga dipercaya sebagai perayaan kesuburan yang sering melibatkan ritual seks di dalamnya.

Ritual yang kerap diasosiasikan dengan budaya Pagan ini juga identik dengan kembang api, memakan kue oat, menari tarian morris mengelilingi tiang dan memahkotai May Queen atau Ratu Mei.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ratu Mei adalah perempuan muda yang didandani sebagai wujud penghormatan pada dewi Flora. Bagi traveler yang sempat menonton film Midsommar, traveler dapat membayangkan perayaan May Day ini mirip di film tersebut.

Lalu, sebenarnya sejak kapan ya ritual ini dilakukan di Inggris?

ADVERTISEMENT

Dilansir dari Culture Trip, perayaan May Day ini telah berkembang di Inggris sejak abad ke-14. Akan tetapi pada abad ke-17, ritual tersebut sempat dipermasalahkan.

Hal ini terjadi usai Perang Saudara di Inggris, dimana Raja Charles I digulingkan oleh Oliver Cromwell dan pendukung Puritannya. Sejak saat itu, segala bentuk ritual dan perayaan kuno termasuk Natal dianggap tidak bermoral. Apalagi May Day yang identik dengan ritual seks dianggap sebagai hal yang negatif.

Ritual May Day akhirnya dilarang dilakukan sampai tahta Kerajaan Inggris diambil alih Raja Charles II pada 1660.

Di masa Raja Charles II, ritual tersebut ditambahkan dengan kehadiran tokoh Jack in the Green atau Green Man (Pria Hijau). Sesuai dengan namanya, sosok ini dibungkus dedaunan hijau yang menjadi perwujudan laki-laki dari alam. Namun ada pula yang mengatakan bahwa Pria Hijau ini adalah pengawal bagi Ratu Mei.

Setelah sempat berjaya kembali, eksistensi May Day kembali jatuh di akhir era Victoria karena perayaannya dinodai dengan melibatkan acara minum-minum dan lelucon kotor. Akan tetapi argumen lain mengatakan, perayaan ini ditinggalkan karena orang-orang di desa banyak yang pindah ke pusat kota untuk mencari pekerjaan.

Di era modern seperti saat ini, May Day di Inggris dirayakan dengan berkumpul di Hastings selama 3 hari untuk menari, minum, dan berbagi kegembiraan selama liburan. Sementara itu di London, orang-orang merayakan May Day di peternakan kota dan museum, termasuk Museum Geffrye London Timur dan Stepney City Farm.

Saat ini, dunia internasional lebih mengenal May Day sebagai Hari Buruh Internasional yang juga diperingati di Indonesia. Hari Buruh Internasional ini mulanya dilakukan untuk mengenang peristiwa Haymarket di Chicago. Pada 4 Mei 1886, bom meledak di tengah aksi demonstrasi buruh yang dilakukan di Haymarket Square. Demonstrasi itu mendukung mengenai durasi 8 jam kerja dan hak-hak buruh lainnya.




(pin/ddn)

Hide Ads