Inilah kisah mahasiswa menjalani bulan Ramadhan di tengah pandemi Corona. Bukan di Indonesia, melainkan dari kota Kazan di Rusia. Seperti apa kisahnya?
Waktu baru saja menunjukkan pukul 02.21 MSK atau Moscow Times GMT+3 pertanda memasuki waktu subuh. Suasana tiga puluh menit setelahnya akan sangat terang sekali, matahari menyingsing dengan cahaya yang kuat. Pertanda puasa Ramadhan hari ke 12 sudah dimulai.
Di Rusia terdapat 11 zona waktu, kota Kazan tempat saya studi memiliki zona waktu yang sama dengan Moskow, Greenwich Mean Time lebih dahulu tiga jam dan jika dibandingkan dengan zona waktu di Indonesia yang terbagi hanya 3, maka bisa kita bayangkan seberapa besar negara Rusia Federasi ini.
Suhu siang hari ini, saat pukul 11.20 MSK terasa hangat. Sesuai Google Weather cuaca siang ini adalah 22 derajat Celcius dengan kecepatan angin 26 km/jam.
Dua hal itu yang selalu kami perhatikan karena saat kehidupan masih normal para pelajar bebas ke kampus, pakaian yang kita gunakan memperhatikan cuaca dan angin. Salah kostum risikonya kita bisa menggigil kedinginan. Waktu berbuka puasa pada hari ini di Kazan pukul 19.30 MSK, imsak pukul 01.51 MSK.
Di Kota Arkhangelsk, di sisi utara Rusia, kota yang dibelah Sungai Divina Utara dekat muara di Laut Putih, puasa harus dilalui selama 20 jam diawal Ramadlan dan diakhir biasa dijalani selama 22 jam. Silakan dipertimbangkan jika ingin berpuasa di Rusia dalam kurun waktu-waktu tersebut.
Suhu udara yang cenderung sejuk membuat puasa terasa lebih ringan karena perkuliahan dilakukan on-line menggunakan aplikasi Microsoft Teams selama pandemi corona virus disease 19 atau jamak disebut COVID-19 ini.
Tahun lalu, suasana bulan suci Ramadhan sangat kami senangi khususnya pelajar, karena sebagian besar masjid di Kazan mempersilakan buka bersama. Biasanya buka bersama diadakan di basement atau ruang bawah tanah masjid berbarengan dengan imam masjid, pengurus masjid dan semua jamaah.
![]() |
Beberapa masjid juga menggelar iftar bersama di lapangan sebelah bangunan utama masjid. Memang tidak semenarik suasana Ramadhan di tanah air, tapi cukup untuk mengobati rindu.
Republik Tatarstan dengan ibukota Kazan, selain itu Republik Dagestan dengan ibukota Makhachkala dan Republik Bashkortostan dengan ibukota Ufa merupakan tiga provinsi dengan penduduk mayoritas muslim terbesar di Federasi Rusia.
Menjalani Ramadan di tengah pandemi COVID-19 tahun ini, Pemerintah Rusia menerapkan aturan. Warga harus memakai masker dan diterapkan pula jam malam mulai pukul 22.00 MSK hingga pukul 06.00 pagi.
Sanksi bagi pelanggar, ada razia acak dari kepolisian di jalanan, jika tidak mengindahkan dengan menggunakan masker akan mendapat denda sekitar 3.000 rubel atau setara Rp 600 ribu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ketika jam malam, warga lokal atau pelajar asing melanggar peraturan tersebut lalu tertangkap petugas, akan terkena sanksi sekitar 15.000 rubel atau setara Rp 3 juta untuk pelanggaran pertama, sanksi 30.000 rubel atau Rp 6 juta pada pelanggaran kedua.
Apabila di luar jam malam, siang dan sore hari masih diperkenankan keluar dormitory atau asrama pelajar. Kegiatan keluar dormitory hanya untuk membeli bahan makanan. Warga Rusia boleh membawa hewan peliharaan dengan jarak 100 meter dari lokasi kvartira atau apartemen.
Sejak 28 Maret lalu pemerintah pusat Rusia, menerapkan larangan memasuki federasi Rusia dan menutup pos pemeriksaan perbatasan antarnegara. Pada tanggal 18 Maret hingga 30 Mei, melarang warga asing memasuki wilayah Rusia, penerbitan visa untuk warga asing juga diberhentikan.
Kementerian Pendidikan Rusia juga menerapkan kuliah online sejak 15 Maret. Dewan Spiritual Muslim Federasi Rusia juga menerapkan peraturan untuk menutup masjid mulai tanggal 18 Maret untuk mengurangi penyebaran virus, gereja-gereja juga menerapkan ibadah daring untuk ibadah minggu dan hari Paskah.
Karena beribadah sholat jamaah di masjid-masjid di Kazan benar-benar mepet shafnya. Saat musim wabah virus di Indonesia salat pun menerapkan physical distancing, tapi di sini shofnya mepet sekali. Sedang untuk ibadah Ramadhan lain seperti tarawih, tadarus dan lainnya tetap sama tapi dilakukan di rumah sebab masjid ditutup.
Contoh lainnya, di masjid Kota Kazan sajadah bergambar masjid, satu sajadah untuk satu orang seharusnya, di sini bisa diisi untuk dua jamaah.
Budaya salat di Rusia, jamaah harus memakai kaos kaki sehingga telapak kaki tidak menempel dengan sajadah masjid. Jamaah pun setelah berwudlu lalu memasuki masjid untuk melakukan sholat sunnah.
Bacaan "aamiin" yang dikumandangkan jamaah setelah imam membaca Al-Fatihah juga lirih, tidak sekencang di Indonesia. Setelah salat berjamaah, ada doa bersama dengan posisi duduk, lalu imam serta jamaah akan berdiri untuk saling berjabat tangan seraya membuat lingkaran untuk jamaah lain mengelilingi guna berjabat tangan dengan imam juga jamaah lainnya.
Baca juga: Kisah Masjid Tertua di Amerika Serikat |
Tahun lalu iftar di masjid sangat menyenangkan dan setiap orang bisa membawa pulang makanan, buah, jajanan dari masjid untuk sahur. Saat ini karena physical distancing dari WHO maka hal-hal tersebut tidak lagi bisa dilakukan, suasana Ramadhan di kampung halaman di Indonesia sangat dirindukan.
Walaupun ada peraturan kuliah on-line, physical distancing, masih banyak saat sore hari di dalam asrama dan di jalanan, para pelajar internasional serta warga lokal masih berkerumun. Mereka bermain basket, voli, sepakbola, bersepeda berkeliling asrama dan bermain skate.
Bukan bermaksud rasis tapi kenyataan banyak dari mereka berasal dari negara pecahan Rusia seperti Turkmenistan, Tajikistan, Uzbekistan negara lain seperti Guinea Bissau, Chad, Tiongkok dan lainnya. Kegiatan itu mungkin bisa dikategorikan ngabuburit jika di Indonesia, tapi yang aneh adalah ini dilakukan di tengah pandemi.
Kadang kami pelajar Indonesia saling mengingatkan di grup whatsapp dan saat bertemu, kami menahan diri untuk keluar meskipun dalam hati ingin beraktivitas sore untuk mengurangi rasa bosan dan menghabiskan waktu selama berpuasa.
Baca juga: Ini Saudara Masjid Istiqlal di Bosnia |
Kami mempergunakan masa kuliah on-line disaat covid-19 untuk mengerjakan tugas, melihat film on-line, bermain game on-line, membuat program live instagram bertema "Kuliah Tujuh Menit Ramadlan Kajian Hadis Arbain An-Nawawi" kerjasama Permira kota Kazan / perhimpunan pelajar Indonesia di Rusia dengan PPI DK Timteng Afrika / perhimpunan pelajar Indonesia di dunia kawasan timur tengah Afrika, membuat program ngabuburit on-line live instagram Felari PPI Dunia / festival luar negeri, mendengarkan BBC Radio, serta kegiatan lain untuk menghabiskan kebosanan.
Kondisi tanggal 05 Mei 2020 jam 12.16 MSK ini di Rusia terinfeksi mencapai 155.370 orang, 3 pelajar Indonesia di Moskow dan 2 orang di St. Petersburg positif COVID-19 dan pasien sembuh sekitar 19.865 orang.
Sebenarnya bisa melakukan sholat berjamaah di masjid, pintu masuk masjid biasanya diberi nomor telepon. Supaya jamaah yang berkepentingan dengan masjid dapat menghubungi takmir, untuk salat atau iftar di masjid, dikhususkan bagi warga dan pelajar asing yang kesulitan memenuhi kebutuhan makan untuk berbuka dan sahur, semuanya benar-benar dibatasi sejak virus ini hadir.
Hartomy Akbar Basory,
Universitas Narotama Surabaya - Indonesia.
Universitas Federal Kazan - Rusia.
-----
Para pembaca detikcom, bila Anda juga mahasiswa Indonesia di luar negeri dan mempunyai cerita berkesan saat Ramadhan, silakan berbagi cerita Anda 300-1.000 kata ke email: ramadan@detik.com cc abdulfatahamrullah@ppi.id, dengan subjek: Cerita PPI Dunia. Sertakan minimal 5 foto berukuran besar karya sendiri yang mendukung cerita dan data diri singkat, kuliah dan posisi di PPI.
(wsw/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!