Ramai suasana di sana juga tak kalah dengan keramaian yang ada di Masjid TGM. Ada banyak pula orang Indonesia yang hadir. Baik dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) maupun Mahasiswa. Jika kau tanya bagaimana susana Bukber di Majid At-Takwa, maka saya bisa sedikit menceritakannya.
Masjid yang terletak di Kabupaten Dayuan ini terkenal dengan 'Masjidnya orang Indonesia'. Karena rata-rata orang yang datang ke sana adalah orang Indonesia, dan masjid di bangun juga dengan bantuan dana orang-orang Indonesia. Di sebelah Masjid At-Takwa ada warung Indonesia yang terkenal bagi orang yang telah lama menetap di daerah sana. Warung Bu Hasanah saya menyebutnya. Warung yang menyediakan makanan-makanan Indonesia seperti, Ayam Goreng, Bebek Goreng, Ikan Goreng, Kering tempe, rendang, Sayur kacang, sayur daun singkong, dan sebagainya.
![]() |
Warung Bu Hasanah sendiri dimiliki oleh Bu Hasanah dan suaminya yang bernama Pak Yasin. Beliau berdua juga banyak ikut membantu membiayai pembangunan Masjid At-Takwa yang selesai dibangun pada 9 Juni 2013 itu. Dari beliaulah biasanya takjil dan makan buka gratis diberikan. Ada kolak sebagai minuman pembuka puasa,ada kurma juga sebagai buah pelengkap untuk menyunah.
Sudah seperti suasana berbuka di Indonesia bukan? Warung Bu Hasanah juga memberikan makanan berbuka gratis bagi orang yang berpuasa dengan menu-menu makanan Indonesia tadi. Warung Bu Hasanah biasanya mendapat orderan untuk membuatkan makanan berbuka puasa di banyak tempat, salah satunya di Kantor Dagang Ekonomi Indonesia (KDEI). Pernah satu kali aku tak sengaja di ajak untuk mengantar makanan ke sana dengan mobil pengantar barang milik Warung Bu Hasanah yang di kendarai oleh Pak Yasin sendiri.
Di jalan menuju KDEI aku melihat bangunan yang menjadi salah satu ikon Taiwan, yaitu Gedung Taipei 101. Pak Yasin sedikit menjelaskann tentang proses pembangunan gedung itu dan waktu selesai gedung itu dibuat. Karena Pak Yasin menjelaskan dengan bahasa mandarin yang belum banyak aku ketahuai, maka aku hanya menyimak apa yang beliau jelaskan dan mencoba memahami dengan pengetahuanku yang sedikit tentang bahasa mandarin.
Sesampainya di sana. Saya dan Pak Yasin bersama beberapa pegawai KDEI yang telah menyambut kami, membantu membawakan makanan yang ada di mobil naik ke atas gedung lantai _ . Disanalah Kantor Dagang Ekonomi Indonesia berada. Di atas sana ternyata sudah ada beberapa orang yang datang, dan mereka saling sapa-menyapas.Seperti kebiasaan orang Indonesia bukan? Makin lama makin banyak orang yang datang.
![]() |
Mulai dari orang-orang yang ku kenal sampai yang seperti baru pertama lihat. Di sana kita diarahkan untuk duduk melingkar. Perempuan dan Laki-laki di pisah menjadi 2 bagian. Di
tengah sudah di sediakan beberapa makanan kecil seperti, Arem- arem, mendoan, risoles, dan lain-lain. Teh manis dan mineral gelas mulai diputar. Setelah banyak yang datang, acarapun dimulai. Ternyata ada pengajian dari Ustadz semasa menunggu waktu berbuka. Saya yang nggak tahu rangkaian acaranya hanya duduk dan ikut mengamati saja.
Tibalah waktu berbuka setelah waktu maghrib tiba dan pengajian juga sudah mencapai akhirnya. Kami langsung doa bersama dan menyantap makana yang sudah ada. Setelah perut ini merasa cukup kenyang sampai selesai sholat maghrib ini, beberapa dari kami mengambil wudhu untuk bersiap sholat maghrib.
Setelah sholat Maghrib kita baru masuk ke sesi makanan Utama. Antrilah kita demi mendapat makanan yang telah dinanti-nanti. Sesudah kenyang lalu di lanjut dengan sholat isya dan tarawih bersama, barulah selesai acara buka bersama kita di KDEI. Menyenangkan bukan?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Tapi itu satu tahun yang lalu, saat virus Covid-19 belum pernah kami dengar. Saat kita masih bisa sholat tarawih bersama di suatu ruangan besar. Saat kumpul-kumpul bersama tak jadi masalah. Saat sholat Jum'at di Masjid tidak pernah dilarang. Saat masjid-masjid umum tidak ditutup untuk dikunjungi. Satu masalah banyak akibat. Tapi, saya tetap bersyukur masih bertemu bulan Ramadhan yang hanya sekali dalam setahun ini. Terima kasih Tuhan.
Para pembaca detikcom, bila Anda juga mahasiswa Indonesia di luar negeri dan mempunyai cerita berkesan saat Ramadhan, silakan berbagi cerita Anda 300-1.000 kata ke email: ramadan@detik.com cc abdulfatahamrullah@ppi.id, dengan subjek: Cerita PPI Dunia. Sertakan minimal 5 foto berukuran besar karya sendiri yang mendukung cerita dan data diri singkat, kuliah dan posisi di PPI.
(sym/sym)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!