Hampir semua negara di dunia memberlakukan kebijakan lockdown selama pandemi COVID-19. Begitu pula dengan Thailand, perkumpulan orang dalam jumlah banyak
(mass gathering) dilarang, termasuk salat berjamaah di masjid berlaku sejak akhir bulan Maret.
Hal itu kemudian menjadikan bulan Ramadhan tahun 2020 menjadi sangat berbeda. Bagaimana pengalaman puasa bulan Ramadhan di Bangkok, Thailand selama pandemi COVID-19?
Suasana Ramadhan yang Berbeda
Bulan Ramadhan tahun 2020 ini menjadi pengalaman menjalani ibadah puasa di Thailand kedua bagi saya, setelah pada tahun 2015 saya pernah mengambil program magang di Bangkok yang bertepatan dengan bulan puasa. Saya adalah mahasiswa pascasarjana tahun pertama di Mahidol University dan bertempat tinggal di Bangkok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum diberlakukannya lockdown, saya sangat bersemangat membayangkan dan berekspektasi akan bersilaturahmi bersama saudara-saudara muslim di Bangkok seperti bulan puasa yang saya jalani tahun 2015.
Kala itu, masjid-masjid di Thailand menyediakan ta'jil dan buka puasa bersama di pelataran masjid. Momen ini yang saya tunggu yakni dapat bertemu, berkumpul, buka puasa, dan teraweh bersama di tengah kehidupan sebagai masyarakat minoritas suatu negara sehingga dapat mempererat ukhuwah Islamiyah.
![]() |
Namun, dengan penerapan aturan emergency decree, saya dan teman-teman pelajar Indonesia harus ikhlas melakukan karantina diri, menjalani puasa, makan sahur, buka puasa, dan Tarawih sendiri di tempat masing-masing. Hal ini menjadikan bulan Ramadhan tahun ini menjadi sangat berbeda.
Tantangan Menjalani Ibadah Puasa di Bangkok
Untuk durasi waktu berpuasa di Bangkok tidak berbeda jauh dengan di Indonesia, sekitar 14 jam dengan waktu masuk subuh sekitar setengah lima pagi dan berbuka puasa pada jam setengah tujuh.
Namun, suhu di bulan April dan Mei cukup tinggi yakni sekitar 36 sampai 38 derajat celcius sehingga cukup membuat puasa menjadi lebih sedikit berat. Selain itu, tersedianya makanan halal dapat dikatakan tidak semudah di Indonesia, harganya yang sedikit lebih mahal, serta dengan aturan lockdown dan curfew membuat beberapa kedai tidak buka seperti biasanya.
Sehingga banyak dari pelajar Indonesia di Thailand menyiapkan dan memasak sendiri makanannya untuk sahur dan berbuka puasa.
Mendapat Bantuan Makanan untuk Berbuka Puasa
Alhamdulillah, ternyata bulan puasa ini masih sangat berkesan. Meski buka puasa dijalankan seorang diri, saya dan teman-teman pelajar Indonesia di Bangkok dan Salaya mendapat donasi bantuan sebesar 144.700 baht Thailand untuk berbuka puasa selama kurang lebih 3 minggu dari Majelis Ta'lim Assafier KBRI Bangkok.
![]() |
Donasi bantuan tersebut diolah menjadi makanan khas Indonesia oleh Ibu Riyanti dan kemudian didistribusikan ke delapan titik lokasi di Bangkok dan Salaya. Makanan yang diberikan sangat mengobati kerinduan akan masakan Indonesia, mulai dari lalapan ayam, gorengan, sayur asem, gulai kikil dan lain-lain.
![]() |
Menjelang akhir bulan Ramadhan, angka kasus baru COVID-19 di Thailand sudah berkurang secara signifikan sehingga pemerintah setempat melonggarkan beberapa aturan seperti mulai dibukanya usaha bisnis tertentu dan pengurangan jam malam (curfew).
Dengan keadaan yang semakin membaik, saya memulai untuk berolahraga sore keluar kamar sekaligus mencari info pembayaran zakat di masjid dekat lingkungan tempat saya tinggal. Alhamdulillah, terlihat beberapa kedai muslim menjual makanan halal menjelang waktu buka puasa dan ternyata bertepatan dengan pembagian buka puasa gratis yang diselenggarakan oleh pihak masjid.
![]() |
Kondisi masjid saat ini masih tidak diperbolehkan untuk menggelar salat berjamaah lima waktu, Salat Jumat, Tarawih dan Idul Fitri.
Kehidupan Normal Baru...
Simak Video " Cemas Masa Depan? Ini Solusinya!"
[Gambas:Video 20detik]
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!