Negara satu ini memang jarang terdengar. Padahal Mauritius punya alam yang sangat indah tak kalah dari Maldives atau Karibia. Pulau Mauritius adalah sebuah negara yang terletak di barat daya Samudra Hindia. Tepatnya, sebelah timur Madagaskar, sekitar 900 kilometer jauhnya. Pulau Mauritius juga menjadi salah satu bagian dari Kepulauan Mascarene dan Pulau Reunion.
Karena keindahannya Mauritius jadi salah satu destinasi impian selebritis dunia. Namun di balik itu, ada cerita menyayat hati yang menjadi bagian penting dari Mauritius.
Mari mundur sejenak untuk tahu latar belakang negeri yang kaya akan budaya ini. Mauritius dulunya hanyalah pulau kosong yang jadi tempat persinggahan pedagang dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut catatan sejarah, Mauritius ditemukan oleh pelaut Arab pada abad ke-10 dan kemudian Portugis di abad ke-16. Para pedagang yang berlayar di Samudera Hindia hanya menjadikan Mauritius sebagai tempat peristirahatan saja.
![]() |
Pulau ini akhirnya mulai membuat Belanda tertarik dan berlayar ke sana. Belanda menduduki pulau tersebut dan diberi nama seperti Pangeran Maurits Van Nassau.
Namun Belanda tak bertahan lama, hanya dari tahun 1638 sampai tahun 1710 saja. Mauritius kemudian dikuasai oleh penjajah berikutnya, Prancis.
Melihat pulau kosong ini Prancis membawa orang-orang Afrika untuk dijadikan budak di sana. Mereka diharuskan untuk berbahasa Prancis dan bekerja untuk Prancis.
Pekerjaan yang harus dilakukan oleh orang-orang Afrika adalah industri gula. Prancis menetapkan penanaman gula sebagai industri utamanya.
Siapa sangka, penanaman gula justru membuat Mauritius makmur. Tapi Mauritius belum aman. Karena pada abad ke-19 Prancis dan Inggris berperang.
Mauritius yang sejatinya pulau persinggahan menjadi rebutan kapal dagang Inggris dan India. Pada tahun 1810 akhirnya Inggris menguasai Mauritius. Penyerahan Mauritius disahkan dalam Perjanjian Paris tahun 1814.
![]() |
Inggris yang kesengsem dengan industri gula di pulau ini akhirnya membawa banyak pekerja dari India untuk tinggal di Mauritius. Melihat kerjasama Inggris dan India, orang-orang Afrika di yang dibawa oleh Prancis pun berontak dan ingin menghapus perbudakan. Inggris pun setuju dan memberikan sistem kerja kontrak.
Ekonomi Mauritius perlahan bangkit. Negara kecil di Samudera Hindia ini akhirnya bisa merdeka menjadi negara persemakmuran tahun 1968. Mauritius nampaknya belum puas, sampai akhirnya resmi menjadi negara republik pada tanggal 12 Maret 1992.
Masuk dalam Uni Afrika, Mauritius jauh dari kata kemiskinan. Pendapatan per kapita tahun 2018 mencapai USD 11.238 menjadikan Mauritius sebagai negara terkaya di Afrika.
Dari negara penghasil tebu, Mauritius menjadi pusat keuangan dan teknologi informasi di Afrika dan Samudera Hindia. Mungkin kamu belum tahu kalau julukan Mauritius adalah Singapura-nya Afrika.
Fakta lainnya, Mauritius adalah investor ke-15 terbesar di Indonesia tahun 2018. Bahkan jadi yang terbesar di antara 54 negara di Benua Afrika. Si pulau tebu ini bukanlah negeri kaleng-kaleng.
![]() |
Negeri ini menggantungkan perekonomiannya dalam 4 sektor utama, yaitu keuangan, industri tekstil, perkebunan tebu dan teknologi informasi. Pariwisata pun kini masuk dalam sumber pendapatan pentingnya.
Hal ini terlihat jelas dari alam Mauritius. Sebagai pulau vulkanik, Mauritius dikelilingi oleh cincin atol dan membuatnya jadi salah satu surga bawah laut dunia. Sebut saja Le Morne Brabant Mountain dan underwater waterfall yang populer. Mungkin kamu jadi makin tertarik untuk liburan ke sini.
![]() |
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!