Wuhan Buka Museum Anti-COVID-19, Ada Soal Arsitek Kelahiran Jember

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Wuhan Buka Museum Anti-COVID-19, Ada Soal Arsitek Kelahiran Jember

Femi Diah - detikTravel
Selasa, 24 Nov 2020 17:06 WIB
Kota Wuhan kembali terlihat normal setelah dikatakan berhasil menekan Corona. Kini disana ada museum yang memperlihatkan perjuangan medis dalam melawan Corona.
Museum Anti-COVID-19 di Wuhan (Antara Foto/M. IRFAN ILMIE)
Wuhan -

Wuhan, China, mempunyai Museum Anti-COVID-19 yang dibuka sejak 15 Oktober 2020. Museum itu cukup diminati dengan dikunjungi sekitar 3.000 orang per hari.

"Sejak dibuka sampai sekarang, masih gratis," kata seorang petugas seperti dikutip Antara saat mengunjungi museum tersebut, baru-baru ini.

Di dalam museum yang lebih mirip dengan ruang pamer tersebut, pengunjung mendapatkan gambaran secara detail dan sesuai urutan peristiwa saat virus yang menyerang paru-paru tersebut mulai mewabah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada foto dan video yang menggambarkan situasi menegangkan di salah satu rumah sakit saat Ibu Kota Provinsi Hubei, Wuhan, di wilayah tengah daratan China itu dilanda wabah yang sangat tiba-tiba menjelang perayaan Imlek.

Kota Wuhan kembali terlihat normal setelah dikatakan berhasil menekan Corona. Kini disana ada museum yang memperlihatkan perjuangan medis dalam melawan Corona.Kota Wuhan kembali terlihat normal setelah dikatakan berhasil menekan Corona. Kini disana ada museum yang memperlihatkan perjuangan medis dalam melawan Corona. (Antara Foto/M. IRFAN ILMIE)

Ada juga ambulans dan peralatan kesehatan dari mulai yang sederhana hingga yang memang diciptakan khusus untuk penanganan wabah.

ADVERTISEMENT

Kedatangan bala bantuan dari berbagai provinsi, baik petugas medis, tenaga sukarelawan, maupun pasukan militer juga digambarkan dalam bentuk audio visual dan patung.

Diorama yang menggambarkan saat-saat menegangkan di ruang ICU rumah sakit juga dihadirkan di Museum Anti-COVID-19. Bahkan, ada pula beberapa ranjang pasien COVID-19 karena museum itu memang tadinya berfungsi sebagai rumah sakit sementara.

Kota Wuhan kembali terlihat normal setelah dikatakan berhasil menekan Corona. Kini disana ada museum yang memperlihatkan perjuangan medis dalam melawan Corona.Kota Wuhan kembali terlihat normal setelah dikatakan berhasil menekan Corona. Kini disana ada museum yang memperlihatkan perjuangan medis dalam melawan Corona. (Antara Foto/M. IRFAN ILMIE)

Alat berat yang digunakan untuk membangun secara kilat dua rumah sakit khusus COVID-19, Huoshenshan dan Leishenshan, juga menjadi penghuni museum tersebut.

"Mungkin saja tempat ini nanti akan menjadi objek wisata baru di Wuhan," kata Li Qiaoling, warga Wuhan.

Selanjutnya Nama Indonesia di Museum COVID-19 Wuhan

Nama Indonesia di Museum COVID-19 di Wuhan

Di dalam Museum Anti-COVID-19 di Wuhan itu ada nama dari Indonesia. Dia adalah Prof Huang Xiqiu, arsitek Rumah Sakit Huoshenshan, kelahiran Jember, Jawa Timur.

Ini prestasi tersendiri, apalagi pada masa-masa awal pandemi, juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Hua Chunying menyampaikan respeknya terhadap Indonesia atas keterlibatan Prof Huang.

Alat besar yang digunakan untuk membangun rumah sakit itu melengkapi diorama perjalanan singkat didirikannya Huoshensan di museum tersebut.

Selain itu ada paket besar dari Indonesia di salah satu balai tidak jauh dari pintu keluar museum. Paket dari Indonesia yang dalam karakter Hanzi tertulis "Yinni" dapat dilihat para pengunjung museum di antara bantuan alat kesehatan dari beberapa negara lain.

Kota Wuhan kembali terlihat normal setelah dikatakan berhasil menekan Corona. Kini disana ada museum yang memperlihatkan perjuangan medis dalam melawan Corona.Kota Wuhan kembali terlihat normal setelah dikatakan berhasil menekan Corona. Kini di sana ada museum yang memperlihatkan perjuangan medis dalam melawan Corona. (Antara Foto/M. IRFAN ILMIE)

Memang saat awal-awal COVID-19 melanda Wuhan, Indonesia memberikan bantuan tersebut. Tidak lama kemudian Presiden China Xi Jinping mengucapkan terima kasih melalui percakapan telepon dengan Presiden Joko Widodo atas dukungan dan bantuan dari masyarakat dan pemerintah Indonesia.

Konsep museum itu bukan saja untuk membawa ingatan para pengunjung atas peristiwa masa lalu, namun sekaligus memberikan pesan edukatif bagaimana masa lalu yang pernah terjadi tidak terulang atau bisa diatasi.

Sebagai bekas bangunan rumah sakit sementara selama puncak pandemi di Wuhan, museum tersebut mempertahankan ranjang-ranjang perawatan pasien COVID-19 menjadi koleksinya. Sebelum menjadi rumah sakit sementara, museum itu dulunya gedung pameran.

Museum Anti-COVID di Wuhan, juga menyuguhkan perkembangan teknologi medis dalam mitigasi bencana wabah yang dampaknya lebih dahsyat daripada peperangan di medan tempur.

Langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan yang menjadi faktor penentu keberhasilan penanganan COVID-19 juga menjadi hal perhatian pengunjung museum itu.

Tentu saja, kepemimpinan Presiden Xi Jinping dan unsur terpenting Partai Komunis China (CPC) yang paling mendominasi museum itu karena dua faktor itulah yang dianggap paling berperan dalam penanganan COVID-19.

Pesan dan seruan Xi bertebaran di museum tersebut, baik dalam bentuk audio-visual maupun verbal yang diabadikan dalam tulisan dinding.

Halaman 2 dari 2
(fem/ddn)

Hide Ads