Traveler sekaligus penulis Agustinus Wibowo berkisah tentang negara-negara Asia Tengah yang pernah dikunjunginya. Dia bertutur soal budaya dan wisata lima negara berakhiran stan di Asia Tengah.
Setelah perang dingin, Uni Soviet yang dikalahkan Amerika Serikat terpecah menjadi 15 negara. Letak Uni Soviet yang terbentang di dua benua, Eropa dan Asia, membuat negara-negara pecahannya tersebar di Eropa Timur sampai Asia Tengah, di antaranya Tajikistan, Kyrgyzstan, Kazakhstan, Uzbekistan, dan Turkmenistan.
Jarang disorot tentang pariwisata, negara-negara yang berakhir dengan 'stan' ini sebagian besar memiliki daya tarik akan pariwisata alamnya atau ekoturisme dan budayanya yang serupa tapi tak sama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Negara Impian Traveler Asia 2021 |
Agustinus mengisahkannya melalui Wisata Virtual Asia Tengah Minggu (20/12/2020) yang dihelat oleh Wisata Kreatif Jakarta. Seperti apa?
1. Tajikistan
Tajikistan memiliki jumlah gunung yang sangat banyak atau kurang lebih 90% ditutupi oleh pegunungan, jadi jangan heran kalau jalur mobilisasi antarkota di negara ini cukup sulit karena jalanan bisa tertutup salju dan jadi buntu.
![]() |
Kini, kerja sama Tajikistan dan China dalam bidang investasi semakin membaik. Ini yang kemudian menjadi sumber utama perkembangan infrastruktur di jalur pegunungan; dibangunnya terowongan, meskipun tidak jarang juga terowongan yang dibangun terkena banjir pada musim-musim tertentu.
Di daerah inilah terdapat desa-desa dengan suasana Tajikistan tradisional, dengan penduduk masih hidup berdampingan dengan tetangganya masing-masing.
Selain pegunungannya, pada bagian timur Tajikistan sebaliknya terdapat pemandian air panas bagi kalangan turis.
2. Kyrgyzstan
Berangkat dari Tajikistan, Kyrgyzstan memiliki kota Osh yang dikenal padat penduduk. "Seperti tiba-tiba masuk New York," ujar Agus.
![]() |
Uniknya, disebutkan bahwa penduduk Osh mayoritas orang Uzbekistan (dengan rupa wajah ala Timur Tengah dan Asia Barat) dan bukan asli Kyrgyzstan (rupa wajah etnis China(. Ini membuat terjadinya konflik etnis di negara yang satu ini.
Secara garis besar, Kyrgyzstan memiliki budaya kuliner hasil akulturasi dengan Tiongkok karena adanya perdagangan rempah-rempah, teh, dan lain-lain di jalur sutera.
Makanya, ada juga Burana atau jalur sutera lain di Kyrgyzstan yang berisi Bal-Bal (patung penanda kuburan orang Turki) dan menara besar di kota Tokmok, perbatasan atas Kyrgyzstan.
3. Kazakhstan
Mewarisi wilayah yang cukup besar dari Uni Soviet dulu, Kazakhstan memiliki ukuran daratan yang tidak berbeda jauh dengan Indonesia. Bedanya, jumlah penduduk Kazakhstan tergolong sedikit dan jalanan di sekitar dapat terlihat sepi.
![]() |
Berkebalikan juga dengan daerah utara Tajikistan, kehidupan di Kazakhstan memiliki kesan yang lebih modern dan kebarat-baratan, terutama bagi remaja di Nur-Sultan.
4. Turkmenistan
Dianggap sebagai negara yang tertutup, ternyata Turkmenistan punya banyak gedung-gedung tinggi pualam di dalamnya, terutama di ibukota Ashgabat.
![]() |
Mengingat negara ini sebagai negara yang tidak mau membuka diri di panggung internasional, pemotretan kemewahan gedung-gedung ibukota Turkmenistan dijaga ketat oleh pemerintah. Jadi, pengunjung perlu hati-hati dan tidak sembarang mengambil foto di Turkmenistan.
5. Uzbekistan
Dulu, perbatasan Uzbekistan dan Kyrgyzstan hanya dibatasi dengan perbedaan rumah tertentu di daerah Lembah Fergana yang terbagi untuk Kyrgyzstan, Tajikistan, dan tentunya Uzbekistan.
"Kalau mau lihat budaya Uzbekistan yang paling asli, kamu harus pergi ke Fergana," ujar Agus.
"Orang-orangnya bicara Bahasa Uzbek yang paling halus."
Di daerah perkotaan, Uzbekistan juga memiliki kereta atau Metro yang sering dijadikan tempat foto karena kecantikan desain stasiunnya.
Tak hanya itu, Uzbekistan juga disebutkan memiliki tiga kota wisata utama, yaitu; Samarkand, Bukhara, dan Khiva.
Secara singkat, Samarkand adalah kota modern eks bangunan Uni Soviet, Bukhara adalah kota tua Uzbekistan yang kaya akan bangunan bersejarah, dan Khiva sebagai kota dengan monumen Itchan Kala yang terdaftar di UNESCO.
Kabar baik untuk travelers asal Indonesia, sejak 2019 tersedia penerbangan langsung lho dari Indonesia ke Uzbekistan! Indonesia disebut sebagai salah satu prioritas pariwisata negara ini. Selain ada penerbangan langsung, pengunjung dari Indonesia juga tidak perlu mengurus visa sejak 2018.
Temur Mirzaev, kepala Departemen Pariwisata Uzbekistan menyebutkan bahwa di akhir minggu depan larangan pariwisata dari mancanegara sudah diangkat dan turis diperbolehkan liburan ke Uzbekistan dengan syarat hasil tes PCR negatif COVID-19.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?