Pelayaran Kontroversial, Pesiar Ini hanya untuk Warga China

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pelayaran Kontroversial, Pesiar Ini hanya untuk Warga China

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Selasa, 02 Feb 2021 07:12 WIB
Kapal pesiar ke Kepulauan Paracel
Kapal pesiar ke Kepulauan Paracel di Laut China Selatan (Foto: CNN)

Yan Huang, seorang wanita China berusia 30 tahun yang pernah ke Paracel dua kali, mengatakan bahwa mayoritas penjelajah berusia di atas 50 tahun.

Ia merupakan seorang sarjana di Griffith University Australia. Dua kapal pesiar yang pernah dinaikinya yakni Nanhai Dream dan Changle Princess pada tahun antar 2018 dan 2019.

Menurut Yan, mayoritas penjelajah datang untuk memenuhi 'impian Xisha' mereka. Karena, pulau-pulau tersebut telah meresap ke dalam cerita rakyat dari generasi ke generasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kebanyakan literatur patriotik China mendedikasikan perjuangannya untuk pertempuran mempertahankan pulau-pulau suci. Banyak orang China dapat melafalkan satu atau dua baris dari teks klasik berbunyi 'Kepulauan Paracel yang Indah dan Penuh Anugerah' saat sekolah dasar.

Bisnis pelayaran telah memanfaatkan sentimen ini dengan bahasa pemasaran mereka sendiri.

ADVERTISEMENT

Tidak banyak kegiatan yang bisa dilakukan setelah kapal berlabuh di lepas pantai di Grup Bulan Sabit. Kelompok pulau ini terletak di bagian barat Paracel.

Kapal pesiar ke Kepulauan ParacelKapal pesiar ke Kepulauan Paracel di Laut China Selatan (Foto: CNN)

Setelah berlayar selama 13 jam wisatawan dapat memilih empat paket perjalanan selama setengah hari. Tapi hanya dua pulau non-militer yang saat ini terbuka untuk wisatawan.

Pulau yang bebas dikunjungi adalah Pulau Yinyu (atau Bank Pengamatan) dan Pulau Quanfu. Pulau Yinyu memiliki desa nelayan kecil dan berukuran 0,01 kilometer persegi.

Quanfu, sebuah pulau berpenghuni. Ukurannya dua kali lebih besar dari Yinyu. Setelah diantar berkeliling dan diberi pengarahan tentang daerah tersebut, para tamu dibiarkan menjelajahi area itu sendiri.

Di pulau-pulau ini, wisatawan tidak dapat melakukan apa pun selain mengunjungi desa nelayan untuk berbelanja atau makan, mengambil foto, menikmati pemandangan. Selebihnya mereka bisa berenang di area laguna kecil yang tertutup dan biaya snorkeling pun lebih mahal dari rata-rata.

Sebagian besar traveler senang dengan pengalaman unik tersebut. Karena, liburan ini mudah diakses oleh warga kelas menengah China, dan liburan ke tempat sepi adalah sesuatu yang bisa dipamerkan.

Tur Kepulauan Paracel dibanderol seharga 4.280 yuan per orang atau Rp 9,3 juta untuk kabin di dalam yang dapat diisi hingga enam orang. Kabin suite dihargai 29.300 yuan atau Rp 63,8 juta per orang dengan pemandangan laut.

Terlepas dari pandemi Corona, pemerintah lokal yang telah dibentuk Beijing akan mengelola wilayah yang diklaimnya termasuk Spratly, Paracel, dan Scarborough Shoal. Mereka berpegang teguh pada rencananya untuk mempromosikan dan mengembangkan pariwisata di wilayah tersebut.

Rencana induk pengembangan pariwisata di Laut Cina Selatan menyatakan bahwa pemerintah provinsi Hainan memiliki tujuan untuk meluncurkan rute pelayaran baru di Paracel. Mereka juga akan memperkenalkan penerbangan penumpang dan paket wisata di daerah tersebut.

Dalam jangka panjang, karena cakupannya meluas ke Scarborough Shoal dan pulau-pulau Spratly, China mengatakan akan membangun resor seperti di Maldives di seluruh Laut China Selatan.

Tujuan utamanya membangun di Kepulauan Paracel adalah untuk membangun 'Jalur Sutra Maritim Abad 21'. Itu mencakup apa yang disebut 'zona kerjasama wisata bahari' dan 'tujuan wisata laut tropis internasional'.



Simak Video "Video Berkeliling Kapal Pesiar Star Voyager yang Punya Deretan Fasilitas Mewah"
[Gambas:Video 20detik]

(msl/fem)

Hide Ads