Tak sedikit traveler Muslim yang memasukkan Maroko ke dalam salah satu bucket list perjalanan mereka. Diketahui, salah satu alasannya terkait peninggalan agama Islam yang ada di sana.
Dalam acara Antavaya Virtuar Tour ke Maroko Minggu sore, (7/3/2021), detikTravel diajak berwisata daring ke 3 kota besar yang ada di sana. Tak sedikit peninggalan budaya Islam yang sarat sejarah. Berikut beberapa di antaranya:
Marrakesh
Kota pertama yang disambangi dan patut masuk rekomendasi adalah Marrakesh, kota terbesar keempat di Maroko. Bicara soal Marrakesh, tak lepas dari Suku Berber yang telah ada sejak zaman neolitik.
![]() |
Marrakesh didirikan pertama kali pada tahun 1070 di bawah kepemimpinan Emir Abu Bakr ibn Umar dan merupakan satu dari empat kota kerajaan utama di abad ke-12.
Pada masa Kerajaan Almoravid, tak sedikit madrasah dan masjid yang dibangun di sini. Di mana bangunannya begitu kaya dengan pengaruh Andalusia. Kota ini juga dijuluki sebagai red city atau kota merah.
Fez
Apabila Marrakesh merupakan kota terbesar keempat di Maroko, maka Fez adalah yang terbesar kedua. Pada masa jayanya, Fez menjadi kota penghubung sejumlah kota strategis di kawasan itu.
Berhubung pernah dijajah oleh Prancis, traveler juga bisa menemukan banyak bangunan bergaya serupa di Fez. Menariknya, Fez juga menjadi lokasi dari Universitas al-Qarawiyyin yang diakui sebagai yang tertua oleh UNESCO.
Berjalan-jalan di gang Fez yang sempit, traveler seakan dibawa kembali ke masa kerajaan Islam. Jangan lupa juga untuk melihat tempat penyamakan kulit atau yang populer bernama Chouara Tannery.
Casablanca
Terakhir ada Casablanca, kota terbesar di Maroko. Sebagai kota terbesar, Casablanca dikenal begitu glamor dan kaya akan peninggalan budaya Islam. Salah satu yang paling populer adalah Masjid Hasan II yang dibangun di tepi laut.
![]() |
Dari sisi nama, Casablanca juga mengingatkan kita akan nama jalan di bilangan Jakarta Selatan. Tidak salah, nama itu sengaja disematkan oleh Presiden RI Pertama Soekarno untuk mengingat Maroko yang berteman baik dengan Indonesia.
Sebagai gantinya, Raja Mohammed V kala itu juga memberikan satu nama jalan bernama sharia-Al-Rais Ahmed Soekarno di Kota Rabad yang kini bernama Rue Soekarno.
Saat ini, Maroko telah membuka pintunya untuk turis asing dengan sejumlah syarat berlaku. Beruntung, Indonesia menjadi salah satu negara yang mendapat kelebihan bebas visa kunjungan apabila berlibur ke Maroko.
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Foto: Aksi Wulan Guritno Main Jetski di Danau Toba