Walau terpisah samudera dan benua, Indonesia memiliki hubungan yang begitu dekat dengan Maroko. Semua berkat sang bapak bangsa Soekarno.
Mungkin tak banyak yang tahu perihal kedekatan Indonesia dengan Maroko. Terpisah oleh jarak, ternyata tidak melunturkan keakraban yang terbina sejak puluhan tahun silam.
Kisah kedekatan Indonesia dan Maroko itu menjadi kisah dari keakraban sang Raja Maroko Mohammed V dengan Presiden Soekarno di tahun 1960. Hal itu pun dituturkan oleh Fikri, sang pemandu wisata berkewarganegaraan Indonesia saat memandu acara Antavaya Virtual Tour ke Maroko, Minggu sore (7/3/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tengah pandemi, Fikri memandu para Antavayafellas (sebutan untuk traveler Antavaya) secara daring langsung dari Casablanca, sebuah daerah di Maroko yang cukup termashyur di kalangan wisatawan.
![]() |
Membaca nama kota tersebut, tentu traveler tahu perihal nama serupa di daerah Jakarta Selatan yang menjadi kawasan perkantoran dan hunian elite. Usut punya usut, namanya memang diambil dari Casablanca di Maroko.
"Presiden kita Soekarno adalah yang pertama kali mengakui kemerdekaan Maroko, hubungan kita sangat baik," ujar Fikri.
Atas jasa Indonesia yang diwakili oleh Soekarno kala itu, sang Raja Mohammed V membuat satu nama jalan khusus untuk sang bapak bangsa. Sebagai gantinya, Soekarno juga memberikan satu nama jalan di Jakarta yang terinspirasi dari Maroko.
"Sebagai penghargaan, Raja Maroko membuat Jalan Soekarno dan di Jakarta ada Jalan Casablanca," tambah Fikri.
Untuk informasi, jalan bernama sharia-Al-Rais Ahmed Soekarno yang terinspirasi dari sang bapak bangsa Indonesia berada di ibu kota Maroko, Rabat.
Jalan yang kini bernama Rue Soekarno atau Jalan Soekarno dalam bahasa Prancis itu diketahui berdekatan dengan kantor pos pusat Maroko. Namun, ada satu hadiah lain dari kedekatan kedua negara yang masih dirasakan hingga saat ini.
"Untuk Maroko kita bebas visa. Maroko sendiri telah membuka perjalanan untuk turis-turis tersendiri," jelas Fikri.
Merujuk pada kedekatan kedua negara kala itu, Raja Mohammed V juga memberi hadiah lain untuk Soekarno berupa pembebasan visa bagi warga Indonesia yang berkunjung ke Maroko. Hebatnya, keistimewaan itu masih berlaku hingga saat ini.
Diketahui, warga negara Indonesia dapat berkunjung ke Maroko tanpa visa selama periode waktu tiga bulan atau 90 hari.
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum