Pulau yang satu ini benar-benar bikin jantung mau copot. Terisi dengan bakteri mematikan, masuk ke sini taruhannya nyawa. Gruinard Island, pulau kecil dengan bentuk oval di Skotlandia, Britania Raya. Dirangkum dari berbagai sumber, masa lalu Gruinard sangatlah kelam.
Nama Pulau Gruinard pertama kali disebutkan pada pertengahan abad ke-16 oleh seorang pendeta Skotlandia, Donaldd Monro. Pendeta ini memang sengaja datang dan singgah ke Gruinard.
Pada tahun 1940-an, Gruinard akhirnya dipilih menjadi pusat eksperimen senjata biologi Perang Dunia II. Mundur sedikit ke Perang Dunia I, antraks sudah menjadi senjata biologi yang ditakuti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Spora antraks begitu berbahaya. Begitu terhirup, korbannya akan demam, batuk, nyeri dada, sesak sampai cairan akan menumpuk di paru-paru. Dalam waktu 28 jam, korban dipastikan meninggal.
![]() |
Jika spora ini tertelan, yang dialami adalah diare, pendarahan internal, sakit perut, mual dan muntah. Senjata antraks pertama kali digunakan oleh pemberontakan Nordik melawan kekaisaran Rusia di Finlandia saat Perang Dunia I.
Kembali ke Gruinard, para ilmuwan militer di Porton Down mendemonstrasikan tentang antraks kepada Winston Churcill. Senjata ini akan digunakan Inggris untuk melawan Jerman.
Di pulau inilah eksperimen dimulai. Tahun 1942, Inggris membawa 80 domba untuk menjadi kelinci percobaan. Bom berisi spora antraks kering sengaja diledakkan di tempat kawanan domba.
Dalam beberapa hari domba-domba ini pun mati. Inggris pun mempersiapkan Operasi Vegetarian dengan menggunakan kue biji rami. Kue-kue ini diletakkan di ladang-ladang milik Jerman.
Sasaran kue tersebut adalah ternak. Sehingga warga yang mengkonsumsi ternak akan mati. Bukan cuma sebagian besar populasi yang hilang, daerah-daerah yang terkena spora ini pun dipastikan tak bisa dihuni selama beberapa dekade.
(Simak artikel selanjutnya>>>>)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!