Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Kamis, 24 Feb 2022 14:04 WIB

INTERNATIONAL DESTINATIONS

Tentang Donetsk-Luhansk Hot Spot Konflik Rusia Vs Ukraina

Tim detikcom
detikTravel
Donetsk, Luhansk
Donetsk-Luhanks Foto: Google Maps
Jakarta -

Rusia telah memulai perang dengan Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan perintah operasi militer di wilayah Donbas yang terletak di timur Ukraina pada Kamis (24/2).

Perintah yang dapat menjadi awal invasi Rusia ke Ukraina itu diumumkan Putin dalam sebuah pidato di televisi negara sekitar pukul 06.00 waktu setempat.

"Saya telah membuat keputusan untuk mengerahkan sebuah operasi militer (ke timur Ukraina)," kata Putin seperti dikutip dari AFP..

Putin menegaskan Rusia tidak dapat menoleransi ancaman Ukraina dan mewanti-wanti intervensi asing dalam konflik ini. Ia bahkan memperingatkan pasukan Ukraina yang berada di Donbas dan sekitarnya untuk mundur atau menerima konsekuensi berat.

Donbas atau Donbass merupakan wilayah di timur Ukraina yang menaungi Donetsk dan Luhansk. Wilayah ini telah lama dikuasai kelompok separatis pro-Rusia.

Donbas menjadi titik panas konflik berdarah antara pasukan Ukraina dan kelompok separatis sejak pencaplokan Crimea oleh Rusia berlangsung pada 2014 lalu.

Dilansir AFP, Donetsk dikenal sebagai sebuah kota utama di cekungan pertambangan Donbas, wilayah industri terbesar yang mencakup Donetsk, Luhansk dan Kharkiv. Terdapat sekitar dua juta penduduk yang tinggal di sana.

Donetsk dulunya bernama Stalino, yang merupakan pusat industri yang didominasi oleh pertambangan. Donetsk juga menjadi salah satu pusat penghasil baja utama di Ukraina.

Sementara Luhansk, dulunya dikenal sebagai Voroshilovgrad, juga merupakan kota industri di Ukraina. Jumlah penduduknya diperkirakan sekitar 1,5 juta jiwa.

Luhansk berada dekat perbatasan dengan Rusia di tepi utara Laut Hitam. Karena letaknya, Luhansk menjadi rumah bagi cadangan batu bara yang besar di Ukraina.

Di Donetsk dan Luhansk banyak penutur bahasa Rusia, Hal ini karena banyak pekerja Rusia dikirim ke sana setelah Perang Dunia II selama era Soviet.

Donetsk dan Luhansk berada dalam konflik sejak 2014 silam usai Rusia mencaplok Semenanjung Krimea. Pencaplokan itu mendorong pecahnya pemberontakan separatis di dua wilayah tersebut.

Donetsk dan Luhansk memproklamirkan kemerdekaan mereka, yang diproklamasikan setelah referendum Ukraina. Namun komunitas internasional tidak mengakui kemerdekaan tersebut.

Ukraina dan negara-negara Barat menuduh Rusia melakukan penghasutan kepada pemberontak di Ukraina Timur. Rusia disebut memasok senjata dan pasukan melintasi perbatasan untuk mendukung mereka. Tudingan itupun dibantah Rusia dan menyebut mereka yang bergabung dengan separatis secara sukarela.

Mengapa Rusia di bawah Putin begitu getol membela Donetsk dan Luhansk pisah dari Ukraina? Menurut pengamat Hubungan Internasional (HI) Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah, Rusia ingin kedua wilayah ini merdeka karena penduduk di area tersebut mayoritas merupakan orang Rusia.

Sebagian warga Ukraina, terutama di Donetsk dan Luhansk memang lebih fasih berbicara bahasa Rusia. Mayoritas penduduk di dua wilayah itu pun lebih dekat dengan kultur budaya Rusia.

Hal ini kemudian yang membuat Putin sempat menegaskan bahwa penting untuk mengakui kemerdekaan kedua wilayah tersebut.

Selain itu, Rezasyah menyinggung kedekatan Ukraina dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sebagai salah satu alasan Rusia mendukung kemerdekaan Donetsk dan Luhansk.

"Yang kedua adalah, Rusia tidak mau negara-negara eks Uni Soviet menjadi sekutunya NATO. Jadi peringatan keras dari Rusia ini bukan hanya berlaku untuk Ukraina tetapi buat negara lain yang eks Uni Soviet," lanjut Rezasyah saat diwawancara CNNIndonesia.com.



Simak Video "Petugas Jemput Suara Warga di Donetsk dalam Rangka Referendum"
[Gambas:Video 20detik]
(ddn/ddn)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA
Breaking News
×
Rapat Mahfud-DPR soal TPPU
Rapat Mahfud-DPR soal TPPU Selengkapnya