Warga dari tujuh negara Uni Eropa dilarang untuk bergabung dengan militer Ukraina melawan invasi Rusia. Negara mana saja?
Permintaan tersebut datang dari Menteri Kehakiman Prancis, Jerman, Belanda, Spanyol, Italia, Lusemburg dan Belgia saat pertemuan di Brussels. Menuru pernyataan yang dirilis, tujuh menteri dari tujuh negara tersebut dengan suara bulat melarang orang Eropa untuk bergabung dengan barisan pejuang sukarela di Ukraina.
"Kami jelas melarang orang-orang pergi ke zona perang," ujar Menteri dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin setelah pertemuan itu dikutip AFP, Selasa (29/3).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setahu saya, hanya ada sedikit penerbangan dari Prancis yang akan terkonfirmasi (ke Ukrain). Hampir tak ada," tambah pernyataan tersebut.
Usai Rusia melancarkan invasi pada 24 Februari lalu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengumumkan membuka legiun asing untuk membantu melawan pasukan Moskow.
Setahu saya, hanya ada sedikit penerbangan dari Prancis yang akan terkonfirmasi (ke Ukrain). Hampir tak ada."
Usai Rusia melancarkan invasi pada 24 Februari lalu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengumumkan membuka legiun asing untuk membantu melawan pasukan Moskow.
Pada 6 Maret, tercatat sekitar 20 ribu warga asing bergabung menjadi sukarelawan membantu Ukraina berperang melawan Rusia.
Meski banyak negara yang melarang, beberapa orang tetap pergi ke Ukraina. Salah satunya warga dari Brasil.
Kementerian Luar Negeri Brasil dengan tegas melarang warganya bepergian ke Ukraina mengingat situasi keamanan.
Namun larangan itu tak menghentikan veteran militer Brasil, Leandro Galvao, yang sudah berada di pinggiran kota Kyiv. Ia melakukan patroli dan operasi penyelamatan sipil bersama tentara Ukraina.
(elk/elk)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan