Presiden Joko Widodo menghadiri pertemuan KTT G7 dan bertemu dengan para pemimpin dunia di Jerman. Adapun lokasinya berada di salah satu tempat terindah di Jerman.
Tahun ini, KTT G7 kembali diadakan di Schloss Elmau, sebuah hotel yang berada di Jerman. Tepatnya lokasinya berada di perbatasan paling selatan Jerman, dekat ke Austria. Memang lokasinya ini terpencil, namun kawasan ini adalah salah satu tempat terindah di Jerman lho.
Seperti dilansir dari DW, Selasa (28/6/2022) ternyata ada banyak alasan kenapa pertemuan KTT G7 ini kembali diadakan di Schloss Elmau. Sebelumnya di tahun 2015, Schloss Elmau juga menjadi pilihan lokasi pertemuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Setiap tahun, lokasinya bergantian antara negara-negara yang berpartisipasi yaitu Jerman, Prancis, Italia, Jepang, Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat. Terakhir kali diadakan di tanah Jerman adalah pada tahun 2015 di Schloss Elmau. Sekarang, sekali lagi, G7 kembali ke tempat yang sama.
![]() |
Ada beberapa alasan kenapa hotel ini kembali menjadi tuan rumah pertemuan bersejarah ini. Pertama berkat lokasinya di bagian paling selatan Jerman yang dekat dengan perbatasan Austria, Schloss Elmau memiliki pemandangan yang indah walau terpencil.
Hotel ini dibangun diperkirakan pada tahun 1914-1916. Banyak cerita sejarah yang disimpan oleh hotel ini.
Salah satu momen yang ikonik sekali dengan hotel ini adalah saat Presiden AS saat itu Barack Obama duduk di bangku kayu di saat Kanselir Jerman saat itu, Angela Merkel berpose sedang menunjukkan betapa luasnya dunia atau mungkin menunjukkan besarnya bangku itu. Hingga saat ini bangku tersebut menjadi spot foto populer.
![]() |
Hotel ini sempat mengalami kerusakan berat pada tahun 2005 dan direkonstruksi ulang hingga tahun 2007. Walau lokasinya terpencil, namun hotel ini telah berulang kali memenangkan penghargaan sebagai salah satu akomodasi terbaik dunia lho.
Tidak Menggunakan AC
Bangunan utama hotel, Hideaway memiliki 115 kamar suite. Uniknya lagi, kamar hotel di sini dirancang untuk tidak menggunakan AC lho. Mereka menggunakan unit pendingin yang bebas polusi, walau hanya menghasilkan sedikit perbedaan suhu. Mereka mengandalkan suhu pegunungan yang segar tentunya.
Dari desain hotel, sepertinya memang dirancang untuk menyambut momen intim, atau besar seperti KTT G7. Pada dasarnya mereka tinggal di hotel kecil yang hanya memiliki 47 kamar. Namun setiap kamar memiliki 5 kamar yang bisa digunakan untuk para staf.
Teruntuk fasilitas hotel, bisa dinikmati oleh semua tamu, tidak hanya untuk orang berkuasa atau orang kaya saja. Faktanya, Schloss Elmau memiliki beberapa area spa, setengah lusin kolam renang (baik dalam ruangan, luar ruangan, dan di atap).
Ada juga Oriental Hammam besar di mana para tamu dapat bersantai, mengobrol dan minum teh atau pijat. Pecinta buku juga dapat menghabiskan hari dengan membaca di dua perpustakaan, atau membeli buku mereka sendiri di toko buku hotel.
![]() |
Para pecinta kuliner juga akan senang, karena ada berbagai macam hidangan untuk dipilih di sembilan restoran hotel. Yang paling dipuji adalah Luce d'Oro, yang telah mendapatkan dua bintang Michelin.
Hotel yang berkelanjutan
Hotel ini juga membanggakan konsep keberlanjutannya, salah satunya tidak menggunakan kemasan plastik dalam kamar. Makanan ringan seperti permen atau kacang disajikan dalam stoples kaca, yang dapat dibawa ke toko organik di sekitar Jerman dan didaur ulang untuk disimpan.
Juga, sekitar 20% listrik dipasok oleh pembangkit listrik tenaga air di sungai yang mengalir di atas properti. Sisanya adalah listrik hijau yang disediakan oleh perusahaan utilitas.
Hotel ini juga didorong oleh gabungan panas dan pembangkit listrik yang sebagian besar dipanaskan oleh limbah kayu. Pada akhir tahun mereka juga tidak akan lagi menggunakan gas.
Jika KTT G7 lainnya diadakan di Schloss Elmau dalam tujuh tahun, kemungkinan hotel akan lebih ramah lingkungan lagi.
(sym/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan