Cappadocia -
Selama ini kita mengenal Cappadocia dengan balon udara dan pemandangannya yang indah. Tapi, tahukah kamu di bawah tanah Cappadocia tersembunyi sebuah kota?
Lebih dari 85 meter di bawah perbukitan Cappadocia, terdapat sebuah kota bawah tanah yang besar dan pernah dihuni manusia selama ribuan tahun.
Kota kuno Elengubum atau yang sekarang disebut Derinkuyu, begitulah warga Cappadocia mengenal kota ini. Kota bawah tanah terbesar di dunia ini terdiri dari banyak terowongan dan kanal-kanal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ribuan tahun, kota bawah tanah ini telah dihuni oleh berbagai macam suku bangsa dari bangsa Phyrygian, Persia, sampai umat Kristen dari era Byzantine.
Kota tersebut akhirnya ditinggalkan seluruhnya pada tahun 1920 oleh orang-orang Yunani Cappadocia, saat mereka mengalami kekalahan pada perang Yunani-Turki. Mereka diketahui berbondong-bondong kabur ke Yunani.
Di kota bawah tanah itu terdapat gua-gua yang membentang ratusan kilometer dan diyakini ada lebih dari 200 desa kecil. Desa-desa itu terhubung satu sama lain oleh berbagai terowongan sehingga membentuk jaringan bawah tanah raksasa.
Ditemukan Gara-gara Ayam
Menurut pemandu wisata bernama Suleman, Derinkuyu 'kembali ditemukan' pada 1963 oleh seorang warga yang selalu kehilangan ayam-ayam peliharaannya. Saat dia sedang merenovasi rumahnya, unggas-unggas itu menghilang ke celah-celah kecil dan tidak pernah muncul lagi.
Setelah melakukan penyelidikan dan penggalian, warga Turki itu menemukan jalan gelap yang ternyata adalah salah satu dari 600-an pintu masuk menuju Kota Derinkuyu.
Derinkuyu Foto: Omar Haj Kadour/AFP/Getty Images |
Penggalian besar-besaran kemudian berlangsung dan mengungkap jejaring ruangan, mulai dari ruang penyimpanan makanan kering, kandang ternak, sekolah, penyimpanan anggur, sampai kapel.
Kota bawah tanah itu lantas ramai dikunjungi oleh turis dari seluruh penjuru dunia dan akhirnya pada tahun 1985 dimasukkan ke dalam daftar Warisan Dunia UNESCO.
Selanjutnya: Kapan Kota Bawah Tanah Ini Dibangun?
Kapan tepatnya kota itu dibangun masih diperdebatkan. Namun, kota bawah tanah Derinkuyu disebutkan dalam buku Anabasis yang ditulis Xenophon dari Athena sekitar 370 SM. Pada buku tersebut, Xenophon menyebutkan orang-orang Anatolia di sekitar wilayah Cappadocia hidup di rumah-rumah bawah tanah, bukan di gua-gua perbukitan.
Menurut Andrea De Giorgi, profesor kajian klasik di Universitas Florida State, Cappadocia adalah tempat yang cocok untuk pembangunan hunian bawah tanah karena kadar air di tanah tergolong minim dan bebatuannya mudah dibentuk menggunakan alat sederhana seperti sekop dan kapak.
"Geomorfologi di kawasan itu kondusif untuk penggalian ruang-ruang bawah tanah," jelasnya.
Hal itu juga yang menyebabkan bebatuan di kawasan itu mudah dibentuk oleh alam sehingga berwujud seperti cerobong dan jamur.
Siapa yang menciptakan Kota Derinkuyu juga masih jadi misteri. Bangsa Hittite kerap disebut sebagai orang-orang yang bertanggung jawab atas pengerjaan awal terowongan bawah tanah di sana.
"Mereka mungkin menggali beberapa lapisan pertama pada bebatuan saat mereka disebut bangsa Phrygian sekitar 1200 SM," menurut A Bertini, seorang pakar di bidang hunian gua Mediterania, dalam esainya mengenai arsitektur gua di kawasan tersebut.
Derinkuyu Foto: Omar Haj Kadour/AFP/Getty Images |
Hipotesa ini dikuatkan oleh fakta bahwa sejumlah artefak bangsa Hittite ditemukan di Kota Derinkuyu. Akan tetapi, sebagian besar kota tampaknya dibangun bangsa Phyrhgian yang memiliki keahlian arsitek Zaman Besi dan punya kemampuan membangun fasilitas bawah tanah nan rumit.
"Bangsa Phrygian adalah salah satu kerajaan mula-mula yang terkemuka di Anatolia. Mereka berkembang di seantero Anatolia barat sekitar akhir millennium pertama Sebelum Masehi dan punya kemampuan membentuk formasi bebatuan dan menciptakan potongan fasad yang luar biasa. Meski jejaknya sulit ditemukan, kerajaan tersebut menyebar hingga mencakup Anatolia barat dan tengah, termasuk area Derinkuyu," papar De Giorgi.
Selanjutnya: Sebagai Tempat Persembunyian
Awalnya, Derinkuyu mungkin digunakan sebagai tempat penyimpanan barang-barang, tapi fungsi utamanya adalah sebagai tempat persembunyian sementara dari serangan bangsa asing, mengingat Cappadocia selalu dikuasai kerajaan kuat selama berabad-abad.
"Pergantian kerajaan dan imbasnya terhadap kawasan Anatolia menjelaskan pengubahan fungsi tempat persembunyian bawah tanah seperti Derinkuyu," papar De Giorgi.
"Pada masa [abad ke-7] ketika kerajaan Islam menyerang [Kekaisaran Kristen Byzantine] tempat persembunyian ini digunakan sepenuhnya," imbuh De Giorgi.
Walau bangsa Phrygian, Persia, dan Seljuk menghuni kawasan ini dan mengembangkan kota bawah tanah dalam abad-abad berikutnya, populasi Derinkuyu mencapai jumlah terbanyak pada masa Byzantine. Saat itu hampir sebanyak 20.000 orang tinggal di bawah tanah.
Traveler kini bisa mengecap pengalaman tinggal di kota bawah tanah Derinkuyu dengan membayar 60 Lira Turki atau setara dengan Rp 50.000.
Setiap tingkatan kota dirancang dengan hati-hati untuk penggunaan tertentu. Ternak disimpan di kandang yang paling dekat dengan permukaan untuk mengurangi bau dan gas beracun yang dihasilkan oleh ternak, sekaligus memberikan lapisan penghangat untuk bertahan pada bulan-bulan dingin.
Lapisan dalam kota berisi tempat tinggal, gudang bawah tanah, sekolah, dan ruang pertemuan. Ada pula sebuah sekolah misionaris Bizantium tradisional di lantai dua, lengkap dengan ruang belajar yang berdekatan.
Kamar-kamar khusus yang ada di sana menunjukkan bahwa penduduk Derinkuyu siap menghabiskan waktu berbulan-bulan di bawah permukaan tanah. Namun, yang paling mengesankan adalah sistem ventilasi yang kompleks dan sumur terlindung yang memasok seluruh penduduk kota dengan udara segar dan air bersih.
Bahkan, diperkirakan bahwa konstruksi awal Derinkuyu berpusat pada dua elemen penting ini. Lebih dari 50 lubang ventilasi, yang mengalirkan udara secara alami ke banyak tempat tinggal dan lorong, didistribusikan ke seluruh kota untuk menghindari serangan fatal terhadap pasokan udara mereka.
Sumur digali sedalam lebih dari 55 meter dan dapat dengan mudah dipotong dari bawah oleh penduduk kota. Meskipun konstruksi Derinkuyu memang jenius, itu bukan satu-satunya kota bawah tanah di Cappadocia.
Dengan luas 445 kilometer persegi, Derinkuyu hanyalah yang terbesar dari 200-an kota bawah di bawah Dataran Anatolia. Lebih dari 40 kota kecil ini berada tiga tingkat atau lebih jauh di bawah permukaan. Banyak yang terhubung ke Derinkuyu melalui terowongan yang digali dengan hati-hati.
Beberapa lainnya membentang sepanjang sembilan kilometer. Semuanya dilengkapi dengan rute pelarian darurat jika perlu segera kembali ke permukaan. Tapi rahasia bawah tanah Cappadocia belum semuanya tergali.
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol