Festival budaya tahunan terbesar di Pantai Barat Utara AS tersebut mengangkat tema Pensi (Pentas Seni) Nusantara dan menyuguhkan berbagai pertunjukan khas daerah di Indonesia mulai dari Sabang, Aceh hingga Marauke, Papua.
Yang tak kalah unik, para penyelenggara dan penampil acara memakai dresscode anak SMA ditambah setting cerita dengan bangku dan meja bak di dalam kelas membawa nostalgia nuansa budaya sekolah di Indonesia.
"Selamat kepada mahasiswa dan diaspora Indonesia lainnya karena telah berhasil suguhkan kegiatan seni budaya Indonesia terbesar di Pantai Barat bagian Utara AS," ujar Konjen RI di San Francisco, Prasetyo Hadi dalam keterangan persnya, Senin (27/2/2023).
Sesuai dengan namanya "Indonesian Night: Pentas Seni Nusantara", kegiatan festival budaya yang telah berlangsung sejak belasan tahun ke belakang tersebut, bertujuan untuk semakin mempromosikan pluralitas budaya Indonesia, khususnya di Oregon dan wilayah Pantai Barat bagian Utara AS.
"KJRI San Francisco terus mendorong berbagai kreativitas seni Indonesia untuk semakin menguatkan profil positif Indonesia mengenai keragaman budayanya kepada masyarakat lokal AS dan asing lainnya," tambah Prasetyo.
Ratusan mahasiswa dan masyarakat lokal AS terlihat menikmati kemeriahan pertunjukan berbagai musik dan tarian tradisional, seperti gamelan Bali, gamelan Jawa hingga berbagai tarian Sumatera, Tari Dadas asal Kalimantan, serta musik pop pupuler yang ditampilkan oleh mahasiswa asal Sumatera dan Papua.
Yang lebih menariknya lagi, kepiawaian pertunjukan gamelan justru dimainkan oleh para bule lokal AS. Bahkan sejumlah pengunjung warga lokal terlihat mengekspresikan keseruannya dengan ikut belajar dan langsung bermain angklung yang dipandu dengan baik oleh grup Angklung Oregon membawakan lagu Rayuan Pulau Kelapa.
Ratusan peserta hadir dari berbagai kalangan, di antaranya mahasiswa AS dan mahasiswa asing lainnya. Ada juga masyarakat diaspora dan mahasiswa Indonesia lintas kampus di wilayah negara bagian Oregon.
"Saya senang sekali dapat menghadiri acara malam budaya Indonesia ini. Saya baru petama kali memainkan angklung, alat musik tradisional yang sangat luar biasa, permainan yang sangat menakjubkan. Selain itu, beragam kuliner Indonesia yang dihidangkan lezat sekali khususnya ayam geprek!" ujar David Mindermann, asal Texas.
Banyak pengunjung juga terlihat antusias dan rela antri menunggu giliran guna menikmati aneka makanan khas Indonesia yang disajikan dan dimasak oleh mahasiswa Indonesia yang menggeluti bidang bisnis kuliner.
Acara festival budaya yang meriah tersebut semakin mencapai puncaknya saat ditutup dengan gerakan flash mob tari nusantara asal Papua yang kompak dan meriah, guna menambahkan kecintaan dan mengobati kerinduan para mahasiswa Indonesia di luar negeri akan budaya bangsa.
Simak Video "Video: Melihat Tradisi Festival Budaya Bulusan di Kudus "
(wsw/wsw)