Finlandia dinobatkan menjadi negara paling bahagia di dunia. Ini 3 rahasia hidup warga Finlandia agar tetap bahagia:
"Sisu" adalah sebuah konsep dan cara hidup yang telah terjalin ke dalam budaya Finlandia selama lebih dari 500 tahun.
Konsep tersebut tidak memiliki terjemahan langsung, namun difokuskan pada tekad dan ketabahan. Khususnya terkait tekad untuk terus maju maju dalam menghadapi kesulitan dan peluang yang hampir mustahil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengarang sekaligus ahli psikologi E. Elisabet Lahti, PhD mengungkapkan bahwa dirinya percaya bahwa sisu memainkan peran penting dalam kesejahteraan dan kemampuan penduduk Finlandia untuk mempertahankan pola pikir yang positif dan tangguh.
Hal tersebut terbukti dengan selama enam tahun berturut-turut, Finlandia menduduki peringkat 1 sebagai negara paling bahagia di dunia.
Sebagai seorang ahli psikologi, Elisabet mengabdikan karirnya untuk mengajar orang bagaimana memasukkan sisu ke dalam kehidupan mereka.
Ini adalah 3 hal paling penting untuk diterapkan agar dapat hidup bahagia berguru dari sisu menurut Elisabet:
1. Temukan tujuan di luar diri Anda
Menurut penelitian dari psikolog Angela Duckworth, kita dapat bertahan lebih lama saat bekerja menuju sesuatu yang berkontribusi pada dunia di luar diri kita.
Untuk mengumpulkan data langsung tentang sisu, Elisabet menyelesaikan ekspedisi lari sejauh 1.500 mil melintasi Selandia Baru. Dirinya mendedikasikan lari saya untuk meningkatkan kesadaran tentang KDRT.
Setiap kali dirinya mulai merasa lelah atau hampir menyerah, Elisabet beralih ke tujuan yang lebih besar untuk membantu dirinya terus maju.
Saat Anda menghadapi tantangan baru atau membutuhkan kekuatan untuk terus bertahan dan melanjutkan hidup, temukan tujuan atau visi yang lebih besar. Hal tersebut bisa dari keluarga, teman atau sosok yang menginspirasi serta tujuan besar yang dekat dengan hati Anda.
2. Tingkatkan ketahanan dengan pelatihan
Menjelang lari, Elisabet menyebut dirinya berlatih hampir setiap hari selama dua tahun. Elisabet mengikat sepatu larinya bahkan ketika dirinya tidak mau. Elisabet selalu hadir untuk berlari, kala hujan atau cuaca cerah.
Latihan dan persiapan membuatnya lebih mudah untuk memanfaatkan sisu. Studi menunjukkan bahwa tubuh kita memiliki cadangan tersembunyi yang secara alami digunakan saat kita sangat membutuhkannya. Jadi, semakin kita menantang diri kita sendiri, semakin kita mempelajari kebiasaan yang memperkuat ketahanan kita.
Dalam strategi yang meningkatkan kemampuan lari, Elisabet fokus pada pernapasan untuk menenangkan sistem saraf. Seiring waktu, dirinya beralih dari pelari pemula sampai mampu berlari 16 hingga 42 Km sehari.
3. Bersikap lembut dengan diri sendiri dan terhubung dengan alam
Elisabet mengaku dulu berpikir bahwa untuk menjadi sukses, dirinya harus keras pada diri sendiri. Tapi Elisabet akhirnya sadar ada batas seberapa jauh dia bisa melangkah jika dirinya tidak menyeimbangkan ketangguhan dengan kasih sayang.
Elisabet mengaku sempat terluka selama periode pelatihan. Dirinya telah berlari 42 Km sehari selama 12 hari berturut-turut dan bertanya pada diri sendiri apakah harus berhenti atau memaksakan diri.
Tapi Elisabet ternyata memutuskan opsi ketiga: bukan berhenti sama sekali atau tetap pada pace yang sama, melainkan melambar dan membiarkan tubuhnya sembuh. Bahkan jika dirinya melambat, dia masih dapat memenuhi target 2.400 Km.
Dan karena dirinya tidak lagi berusaha mencapai kecepatan yang sangat tinggi, Elisabet menghabiskan lebih banyak waktu untuk menghargai keindahan lanskap di sekitar saya selama ekspedisi tersebut.
Di Finlandia, berjalan kaki dan mendaki alam merupakan bagian inti dari budaya mereka. Hal ini membantu penduduk Finlandia menemukan ketenangan batin dan rasa bahagia selama masa-masa sulit.
--------
Artikel ini telah tayang di CNBC Indonesia.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan