Penduduk Bhutan menyebut negerinya dengan nama Druk Yul. Nama diasosiasikan dengan bunyi petir di gunung dan lembah.
Apakah detikers pernah mendengar tentang negara Bhutan? Dikutip dari Britannica, masyarakat setempat ternyata tidak menyebut negaranya dengan nama itu. Mereka menyebutnya sebagai Druk Yul atau Tanah Naga Petir.
Kenapa Bhutan Disebut Druk Yul atau Land of The Thunder Dragon?
Situs ensiklopedia tersebut menjelaskan, penamaan ini berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat. Masyarakat yakin suara petir yang terdengar di gunung dan lembah sebetulnya suara naga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masyarakat lantas menyebut negaranya sebagai Druk Yul sesuai bahasa setempat. Maknanya adalah negara dengan petir yang terdengar seperti suara naga. Penyebutan Druk Yul juga menginspirasi bendera negara tersebut.
Bendera Bhutan menggunakan naga yang mencengkeram permata sebagai simbol kemakmuran dan kesempurnaan. Naga tersebut berwarna putih melambangkan kesucian dan kesetiaan suku di negara tersebut pada negaranya.
Latar bendera Bhutan menggunakan warna orange dan kuning yang melambangkan kekuatan terbesar negara itu. Kuning adalah simbol kekuatan raja sebagai kepala pemerintahan. Raja dianggap mewakili grup sekuler.
Sedangkan orange kemerahan adalah lambang kelompok Buddha terbesar di Bhutan. Kelompok ini adalah Kagyupa dan Nyingmapa yang melambangkan komitmen religiusitas Bhutan pada agama tersebut.
Kondisi Alam Bhutan
Kata "Bhutan" kemungkinan besar diturunkan dari bahasa Sanskerta 'Bhu-Uttan ΰ€ΰ₯-ΰ€ΰ€€ΰ₯ΰ€₯ΰ€Ύΰ€¨' yang berarti 'Tanah Tinggi'. Bhutan, atau Druk Yul terletak di ujung timur kawasan Pegunungan Himalaya.
Negara ini membentang dari lembah subtropis sampai pegunungan yang tertutup salju. Kondisi ini menyebabkan Bhutan memiliki iklim subtropis di bagian selatan, namun berubah menjadi iklim kutub yang selalu ditutupi salju di bagian utara.
Bagian selatan Bhutan diselimuti hutan lebat dan dikelilingi pegunungan Shiwalik dengan tinggi 1.500 meter. Pada bagian kaki bukit terdapat dataran Duar yang memiliki iklim subtropis yang sebagian besar berada di wilayah India.
Perjalanan ke Bhutan harus melewati lembah-lembah serta pegunungan curam. Perjalanan ini menyuguhkan bangunan arsitektur kuno dan kuil Buddha yang masih terjaga.
Pariwisata Bhutan
Bhutan dengan keindahan alamnya membuat negara ini memiliki peluang tinggi dalam sektor pariwisata. Akan tetapi, penduduk lokal Bhutan menganggap melindungi lingkungan alam serta budaya mereka jauh lebih penting.
Karena itu, pemerintah Bhutan membatasi jumlah wisatawan mancanegara yang memasuki negara tersebut. Bhutan menganggap bahwa adanya akses yang tidak terbatas menuju Bhutan mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan alam.
Tak hanya itu, tradisi asli Bhutan juga berisiko tercampur dengan budaya luar. Pemerintah Bhutan berharap wisatawan dapat memahami nuansa budaya dan tradisi lokal yang telah mengakar dan menghargainya.
Demi tujuan ini, pemerintah Bhutan berusaha menjaga keseimbangan alam dan industri pariwisata. Salah satunya dengan gagasan High Value, Low Volume agar pariwisata yang diterapkan bisa berkelanjutan dan ramah lingkungan.
(row/row)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan