Orang-orang bertalenta unggul rupanya memiliki preferensi negara tertentu untuk berkarir. Negara pertama yang menjadi tujuan utama adalah Swiss.
Sekolah bisnis INSEAD baru-baru ini merilis laporan berjudul Indeks Daya Saing Talenta Global tahun 2023. Laporan Indeks Daya Saing Talenta Global tahun 2023 ini mengukur bagaimana 134 negara merekrut, mengembangkan, dan mempertahankan talenta mereka.
"Selama dekade terakhir, kita telah melihat hubungan yang erat antara kekayaan suatu negara dan daya saing talentanya, di mana negara-negara kaya terus mengalahkan negara-negara miskin," kata laporan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari laporan itu terlihat 15 negara yang menjadi tujuan utama para talenta berkualitas dunia untuk pindah dan bekerja.
Posisi teratas ditempati Swiss. Negara Eropa ini dianggap mampu memberikan perlindungan sosial terbaik dan menawarkan lingkungan alam yang berkualitas.
Lingkungan Swiss memang ideal untuk dapat hidup nyaman dan sehat. Menurut Environmental Performance Index pada 2022, Swiss mendapatkan skor kebersihan 87.42 sehingga menjadikannya negara terbersih di dunia.
Swiss juga sangat menjaga kelestarian hutan dan kualitas airnya yang bersih. Hal ini membuat orang-orang merasa bahagia tinggal di sana.
Setelah Swiss, ada Singapura yang menjadi tempat berkumpulnya orang-orang pintar. Negara di Asia Tenggara ini memiliki angkatan kerja yang berpendidikan tinggi dan sistem ekonomi yang inovatif. Di samping itu, Singapura merupakan satu-satunya negara di Asia yang masuk dalam daftar tersebut sehingga menunjukkan kapabilitas negara ini dalam mengakomodir talenta berkualitas.
Berikut adalah 15 negara teratas yang menjadi tujuan utama para talenta berkualitas dunia:
1. Swiss
2. Singapura
3. Amerika Serikat
4. Denmark
5. Belanda
6. Finlandia
7. Norwegia
8. Australia
9. Swedia
10. Inggris
11. Luksemburg
12. Irlandia
13. Kanada
14. Jerman
15. Islandia
(pin/pin)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan