Dunoon, Kota Cantik di Skotlandia yang Bisa Bikin Jatuh Cinta
Rabu, 24 Sep 2014 13:50 WIB

Siwi Mars Wijayanti
Jakarta - Kota Dunoon di Semenanjung Cowal, Skotlandia dijamin bisa membuat siapa saja jatuh cinta. Penduduk setempat ramah, langitnya biru bersih, udaranya segar dan punya pemandangan lautan biru yang cantik. Sempurna!Kota Dunoon berada di sebelah barat kota Gourock. Kami berpikir sejenak setelah pak supir bus McGills menyebutkan harga tiket dari Glasgow ke Dunoon seharga 15 pounds, sekitar Rp 294 ribu. Sebelumnya kami mencari informasi di internet namun tak bisa kami dapatkan, yang ada hanya tiket weekly atau monthly saja.15 pounds? Hummm lumayan mahal juga, tapi akhirnya kami memutuskan untuk membeli tiketnya dan duduk di barisan depan bus McGills yang akan membawa kami ke Dunoon.Nama Dunoon sebelumnya adalah nama yang begitu asing bagi saya, bukan semacam tempat wisata yang terkenal di sekitar Scotland seperti Edinburgh, Stirling, ataupun Isle of Skye. Namun kali ini, kami ingin sebuah wisata yang agak berbeda, dengan mencari wisata pantai atau laut.Nama kota-kota kecil di sekitar Glasgow seperti Greenock dan Dunoon menjadi pilihan dengan mengandalkan browsing informasi dan gambar-gambar di internet.Kali ini memang jalan-jalan yang spontan, begitu melihat ramalan cuaca yang sunny di akhir pekan, maka dengan rencana yang kilat kami memutuskan untuk pergi ke Dunoon.Bus McGills, satu-satunya operator bus yang melayani rute ke sana, berangkat tepat waktu dari Buchanan Bus Stasion. Selain bus, bisa jugaΒ menggunakan jalur kereta api.Ada yang unik dalam perjalanan kali ini, ternyata semua penumpangnya bus kecuali kami adalah orang-orang yang sudah cukup lanjut usia. Berasa agak aneh di antara mereka semua. Apakah Dunoon itu semacam tempat yang cocok untuk peristirahatan orang lanjut usia?Memang pemerintah UK menyediakan fasilitas yang luar biasa keren untuk mereka yang sudah lanjut usia, dengan memberikan kartu transportasi gratis untuk bus. Jadi para simbah di sini terbiasa jalan-jalan sendiri atau bersama pasangan, tanpa ditemani keluarga dengan mandiri kemana-mana.Saya membayangkan hal ini suatu saat bisa juga diterapkan di Indonesia. Tapi memang membutuhkan sokongan dana yang lumayan banyak.Dengan fasilitas tersebut, pastinya orang yang sudah lanjut usia akan lebih merasa bahagia dengan mempunyai kesempatan mengisi waktunya dengan jalan-jalan, beraktivitas, dibandingkan harus terus menerus ada di rumah dan baru bisa bepergian bila ada anak atau cucu yang mengajak mereka.Tapi di samping betapa awkwardnya berada dalam bus yang isinya simbah semua kecuali kami, tetap saja pemandangan di luar jendela begitu memanjakan mata. Jalur yang ditempuh menyusuri pinggiran laut, hingga saya bisa mengamati kota-kota kecil yang berbatasan dengan laut.Kursi-kursi yang mengarah ke laut, hamparan rumput di sekitar pantai di kota Port Glasgow, Greenock, dan cantiknya pemandangan di dekat pantai di Gourock. Humm, seru juga kalau ada kesempatan menjelajah kota-kota itu.Pemandangan yang berbeda dengan yang biasanya saya lihat bila jalan-jalan ke daerah sekitar Skotlandia dan England yang biasanya berkarakteristik padang rumput, domba-domba, peternakan, dan ladang gandum atau sorgum. Karena itu, kami dengan antusias melihat setiap detail pemandangan berbeda itu di luar jendela.Sampai di Gourock, kami harus menyeberang menggunakan kapal feri yang akan mengantarkan kami ke Dunoon. Kami akhirnya paham kenapa tiket busnya mahal, karena sudah termasuk tiket naik kapal feri untuk menyeberang ke Dunoon.Sedangkan untuk tiket kapal ferinya sendiri return, seharga 8.40 Pound atau Rp 164 ribu. Hum, jadi tiket 15 pounds itu terasa wajar harganya.Wihi, kami excited karena akan menyeberang lautan dengan kapal feri, dan supir mcGills memperbolehkan kami turun dari bus dan bisa menikmati pemandangan laut lepas dengan angin yang berhembus lumayan kencang.βWah ada lumba-lumba,β kata teman seperjalanan saya. Saya segera menengok ke arah yang ditunjuknya. Dua lumba-lumba menari-menari lincah di lautan lepas, menyenangkan sekali melihatnya. Ini kali pertama saya melihat lumba-lumba di lautan lepas.Saya selalu suka laut, irama gelombang halusnya, angin yang menyapu tubuh saya, dan kesegaran suasana yang selalu berhasil dibawakannya. Daratan Dunoon pun sudah terlihat di kejauhan. Kota cantik ini terletak di Semenanjung Cowal di Argyll dan Bute, Skotlandia, sebelah barat kota Gourock.Dari jauh, terlihat bangunan-bangunan yang berundak-undak rapi. Sayang langit pagi itu seperti masih tertutupi kabut tipis hingga sulit kamera saya menangkap pemandangan cantik itu.Akhirnya kami sampai di Dunoon. Lalu supirnya itu mengatakan bahwa bus yang akan berangkat menuju Glasgow itu Pukul 15.05 dan 16:05. Saya melirik jam tangan, sekitar pukul 12 siang. Sepertinya waktunya terlalu singkat untuk pemandangan secantik ini dan juga cuaca yang sebagus ini.Matahari yang bersinar terang dan hangat, serta langit biru cerah adalah kemewahan ketika hidup di Skotlandia. Kami kemudian mulai menjelajah dengan naik ke atas. Ada patung besar Highland Mary, kekasihnnya Robert Burns, sastrawan terkenal asal Skotlandia yang menghadap ke laut.Kami terus mendaki, lalu tak begitu lama terlihat pemandangan menakjubkan di puncaknya. Pemandangan laut dari atas, persis di belakang patung Highland Mary, di sekitar sisa-sisa Dunoon Castle. Betah rasanya berada di tempat itu, di ketinggian dengan pemandangan lautan lepas di bawahnya.Hamparan rerumputan yang bisa untuk gegoleran berjemur matahari. Iya, begitulah yang saya lakukan. Tiduran sambil menikmati sinar matahari yang langka. Ah, rasanya ingin di situ saja sampai nanti jadwal bus terakhir ke Glasgow tiba.Kami cukup lama bersantai di situ, sambil membuka bekal makan siang kami. Kemudian kami memutuskan untuk menjelajah ke daerah sekitarnya. Ada kastil Dunoon yang cukup cantik, namun kami enggan untuk masuk.Nampaknya sinar matahari di luar begitu menggoda agar kami puas-puas menikmatinya. Dunoon kota yang damai dan cantik, pantas saja simbah-simbah yang sebus dengan kami betah pergi ke sini.Cocok sekali suasananya untuk melepas lelah, menimba lagi energi yang surut, dan juga menghadiahi diri sendiri dengan pemandangan yang memanjakan mata. Kami berkeliling, mengambil gambar, pergi ke town centrenya, demi melihat seperti apa suasananya.Mampir ke supermarket untuk membeli buah, minuman, dan camilan. Ternyata di daerah Dunoon jarang ditemukan toko makanan seperti penjual kebab halal, bahkan susah mencari fish dan chips.Berjalan menyusuri pantai, ngobrol dengan orang lokal berlama-lama, membahas tentang referendum atau ceritanya tentang keluarganya. Orang skotlandia hampir sama dengan orang Indonesia, suka lama-lama ngobrol bercerita.Kami duduk di tepi pantai dengan camilan di tangan, serta angin yang sesekali berhembus kencang. β I wish I have more hours again here,β kata saya perlahan. Pemandangan dan suasana kota ini sulit sekali diabaikan pesonanya.Saya jatuh cinta, sungguh-sungguh jatuh cinta. Pandangan saya menyalang pada deretan hotel dan penginapan yang persis terletak di tepi pantai. Terlihat keluarga yang duduk-duduk di taman hotel asik bercengkrama. Sayangnya kisaran harga hotel di sana pastilah di luar jangkauan dompet saya.Tapi nggak salah kan berharap kapan-kapan bisa kembali ke sini? Menyewa salah satu guest house yang bisa terjangkau kocek dan menikmati suasana Dunoon kala malam? Dududu, sepertinya menyenangkan."SUdah hampir jadwal busnya nih, ayo segera ke bus stopnya,β ujar teman seperjalanan saya. Aih, lamunan saya buyar. Kemudian bergegas mencangklong tas punggung di mana saya ikatkan juga helm sepeda saya di sana.Hup, semoga saya bisa kembali lagi suatu saat. Kapal feri kembali menyeberangkan kami menuju Gourock, dan kemudian bus yang kami tumpangi melaju menuju Glasgow.Ah, liburan singkat yang sangat menyenangkan. One of my best vacation ever!
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan