Ikan tenggiri cukup mudah didapat di Raja Ampat. Wanita yang menjadi anggota Koperasi Embun Pagi di Kampung Limalas, Misool Timur mencoba memproduksi abon dari tenggiri. Untuk pelatihan dan produksinya difasilitasi oleh Dinas Kelautan dan Perikanan melalui BLUD UPTD KKP Raja Ampat bersama The Nature Conservancy (TNC).
Pelatihan sudah dilakukan di Makassar dan Bantaeng pada April 2015 kemarin. Untuk peralatan membuat abon sepulang dari pelatihan, didukung pula oleh TNC. Salah satunya adalah alat pengering yang secara resmi diberikan pada hari Kamis (22/10/2015) siang, dalam acara rapat yang ikut dihadiri anggota Koperasi Embun Pagi di Kampung Limalas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai penyerahan alat pengering oleh TNC, para mama pun mulai mempraktekkan proses pembuatan abon ikan di rumah salah satu anggota koperasi yaitu mama Rahel. detikTravel beserta para awak media lain pun berkesempatan menyaksikan langsung proses pembuatan abon tersebut.
Para mama tampak bekerja sama dalam mengolah ikan menjadi abon. Mereka berkumpul di dapur, ada yang memisahkan duri dengan daging ikan, ada yang menumbuk dan lain sebagainya. Seorang mama bernama Angel pun dengan ramahnya menjelaskan garis besar cara membuat abon ikan.
"Ikan direbus, dilepas tulangnya, dihaluskan. Lalu itu dicampur dengan bumbu, gula juga garam, digoreng pakai minyak. Setelah digoreng, masih panas langsung pengeringan," kata mama Angel.
Selesai menggoreng daging ikan, alat pengering yang baru saja didapat dari TNC pun disiapkan. Tak perlu menunggu dingin, daging ikan yang sudah digoreng segera diletakkan di dalam alat tersebut. Setelah menunggu beberapa menit, abon ikan pun siap disajikan!
Warna abon agak kecoklatan, ikannya terasa mantap dan gurih. Pas sekali rasanya jika dinikmati dengan nasi yang masih hangat. Abon ikan bikinan mama-mama di Limalas ini begitu enak karena memang dibuat dengan ikan yang masih segar dan berkualitas.
"Kualitas ikan kita paling segar, didapat dari laut langsung diproduksi. Kedua, tak ada perlakuan pengawetan. Ini juga dilakukan oleh ibu-ibu yang peduli lingkungan, yang berniat membantu perekonomian keluarga. Alat cari ikan juga tidak ada yang merusak lingkungan," jelas Yohanes Maturbongs, Project Leader Misool-kofiau The Nature Conservancy.
Mama-mama yang sudah dilatih, kini memang siap memproduksi abon ikan tenggiri secara berkelanjutan. Tapi masih ada beberapa hal yang harus diurus sebelum benar-benar bisa memasarkan abon secara luas, seperti menentukan merk, harga, pemeriksaan dari Departemen Kesehatan, serta label Halal dari MUI.
Setelah semuanya beres, produk makan tersebut barulah siap dipasarkan dalam jumlah besar. Abon ikan tenggiri pun akan menjadi oleh-oleh khas Raja Ampat yang bisa dibawa pulang wisatawan untuk keluarga di rumah. Selain membeli, wisatawan juga diperbolehkan jika ingin melihat langsung proses pembuatan abon ikan di Kampung Limalas.
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol