Gamelan Bambu Raksasa Tampil di Eksotika Bromo

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Gamelan Bambu Raksasa Tampil di Eksotika Bromo

M Rofiq - detikTravel
Sabtu, 08 Jul 2017 15:55 WIB
Foto: Pementasan gamelan Bali di Eksotika Bromo (M Rofiq/detikTravel)
Probolinggo - Hari ke-2 pagelaran Eksotika Bromo, Probolinggo disemarakan oleh Jegog Suar Agung. Pementasan gamelan bambu raksasa.

Dingin menyengat di kaldera atau lautan pasir Gunung Bromo, di Kabupaten Probolinggo Jawa Timur, berubah menjadi hangat. Saat sebuah gamelan Bali yakni Jegog Suar Agung, tampil di hari ke-2 di Eksotika Bromo 2017. Ratusan penonton di tribun bambu dibuat sumringah dan tercengan menyaksikannya, Sabtu (8/7/2017).

Alunan dan suara Jegog Suar Agung ini terdengar lamban dan berombak, meski hanya alat musiknya denggunakan bambu dengan hanya 4 nada saja. Tampilan ini bertujuan untuk mempromosikan pertunjukan musik dan tari Bali. Suar Agung yang paling terkenal dengan musik Jegog, gaya gamelan unik yang dimainkan pada instrumen bambu raksasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dan ini sengaja didatangkan pada event kolosal di lautan pasir Bromo, agar masyarakat luas di Indonesia maupun mancanegara, mengenal budaya dan musik tradisional asli bangsa Indonesia.

Dengan background kawah Bromo dan lautan pasir, membuat penampilan dalam event ini semakin indah, meski para pengunjung harus sedikit menikmati debu berterbangan di lautan pasir.

Musik gamelan itu, diiringi dengan sebuah tari Bali yang disertai sebuah puisi yang menceritakan, bahwa Suar Agung didirikan pada tahun 1971 oleh dua saudara laki-laki, pemimpinnya saat ini, I Ketut Suwentra, dan almarhum I Nyoman Jayus, asal Desa Sangkaragung di Kabupaten Jembrana, Bali barat. Gamelan ini hanya dimiliki oleh Kabupaten Jembrana, Bali barat

Menurut I Ketut Suwentra, katika memimpin musik tradisional Bali, di lautan pasir Bromo, Jegog telah memukau penonton di seluruh dunia dengan musikalitas dan teknik gamelan gamelan yang sangat unik ini. gamelan ini dikenal di Jepang pada tahun 1975, pada tahun 1984 telah dikenal di Tokyo.

"Ensembel ini juga tampil di seluruh Eropa, di Prancis, Swiss dan Jerman, termasuk pembukaan untuk Piala Dunia antara Prancis dan Brasil pada tahun 1998 silam," tuturnya.

Ia mengaku, jika mau mendengar instrumen bambu terbesar di dunia, digelar di habitat aslinya dan tempat kelahirannya yakni di Jembrana Bali. Ini juga merupakan kesempatan untuk mengalami perpaduan upacara dan perayaan yang menyenangkan, karena Suar Agung berbagi musik mereka dengan Anda bersamaan dengan menawarkannya kepada dewa-dewa mereka. (aff/aff)

Hide Ads