Balai Arkeologi (Balar) Jawa Barat mengungkap asal usul batu berlubang di Situs Pasir Lulumpang, Kabupaten Garut. Batu tersebut merupakan peninggalan zaman Paleometalik.
"Batu berlubang itu bukan berasal dari masa megalitik, tapi peninggalan era paleometalik di saat akhir prasejarah," ucap Peneliti Utama Balar Jabar Lutfi Yondri saat berbincang dengan detikTravel via telepon, Jumat (4/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan Lutfi tersebut meluruskan informasi disampaikan Kepala Disbudpar Garut Budi Gangan yang mengatakan batu andesit memiliki lubang itu peninggalan zaman megalitikum. Lutfi mengaku telah meneliti keberadaan batu lumpang ini pada 1985.
![]() |
Ia menjelaskan, paleometalik ialah zaman kehidupan budaya masyarakat yang sudah mengenal benda terbuat dari bahan logam."Paleometalik itu patokannya pada zaman di akhir prasejarah hingga awal masehi," katanya.
Dia memastikan, batu khas memiliki lubang simetris itu karya tangan manusia. Lubang melingkar rapi di permukaan datar batu ini bukan terbentuk secara alami.
"Lubang itu memang sengaja mereka buat. Untuk membuat lubang simetris, butuh benda lain (alat melubangi) terbuat dari bahan logam. Tidak mungkin batu diadukan batu membentuk lubang sesimetris itu," ujar Lutfi yang sudah membukukan sejarah batu lumpang ini.
![]() |
Lebih lanjut ia menuturkan, adanya batu berlubang di lokasi yang sekarang menjadi situs cagar budaya ini bukti jejak dan ciri bahwa pernah bermukim masyarakat masa prasejarah. Menurut Lutfi, batu berlubang sebagai salah satu benda pelengkap kegiatan tradisi penghormatan arwah leluhur.
Lubang di batu itu fungsinya untuk apa?
"Itu kan (batu lubang) pada saat mereka melakukan upacara pengagungan arwah leluhur, digunakan untuk membuat makanan dengan bahan-bahan tertentu. Ditumbuk. Bisa juga mereka gunakan untuk memunculkan bunyi tetabuhan pada saat akan melakukan upacara. Tentu ada alunya yang dihantam-hantamkan ke dalam lubang," tutur Lutfi.
Di lokasi tersebut tersisa tiga batu berlubang. Keberadaan tiga batu itu pun berjejer menghadap timur ke barat mengikuti arah matahari.
"Jadi, namanya disebut Pasir Lulumpang itu karena ada batu lumpang di atasnya. Masyarakat setempat yang menamainya," ucap Lutfi.
Situs Pasir Lulumpang merupakan cagar budaya yang dilindungi pemerintah sejak tahun 2002 lalu. Namun, di balik keindahannya, cerita-cerita mistis datang dari warga sekitar lokasi situs. (bbn/msl)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan