Suara alat musik petik beriringan dengan perkusi tradisional Azerbaijan menggema menyambut tetamu. Perpaduan suara instrumen itu terdengar unik. Sekilas seperti musik Timur Tengah namun lebih ritmis dan rancak.
Atensi pun terpusat pada 2 musisi yang memainkan instrumen itu. Shahriyar Imanov yang jarinya menari di atas alat musik petik "tar" dan Shukur Aliyev yang dengan khusyuk memukul ritmis di atas perkusi bernama Naghara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sejurus kemudian, beberapa perempuan dan laki-laki 'turun' menari, kedua tangan mereka melambai ke atas-bawah, kaki mengayun bergoyang. Beberapa di antaranya memakai baju tradisional Azerbaijan yang atraktif. Bali Room, Hotel Indonesia Kempinski pada Rabu (2/5/2018) malam itu pun makin hangat dalam perayaan 100 Tahun Republik Demokratik Azerbaijan.
![]() |
"Itu adalah tarian tradisional bangsa kami, Milli Reqs. Reqs itu berarti tarian," ujar seorang gadis muda Azerbaijan, Nazrin. Nazrin ke Indonesia menjadi salah satu anggota rombongan delegasi Parlemen Azerbaijan dalam perayaan seabad negaranya ini.
![]() |
Di balik kegembiraan malam itu, ada sejarah panjang nan berdarah-darah untuk mendirikan sebuah negara bernama Azerbaijan. Negara yang terletak persis di persimpangan Asia dan Eropa.
Runtuhnya Imperium Rusia di awal abad ke-20 memberikan kesempatan bagi warga Azerbaijan untuk merdeka dan mendirikan negara sendiri.
"Setelah perjuangan panjang dan berdarah-darah melawan kekuatan luar, akhirnya 100 tahun lalu, dalam periode kekacauan, 28 Mei 1918, Republik Demokratik Azerbaijan berdiri," demikian jelas Dubes Azerbaijan untuk Indonesia, Tamerlan Garayev dalam sambutannya.
![]() |
Berselang 2 tahun, negara yang masih balita itu jatuh karena invasi Bolshevik, invasi Uni Soviet ke Azerbaijan. Selang 71 tahun kemudian, Azerbaijan di bawah Uni Soviet hingga kejatuhan Soviet pada awal 1990-an. Hingga 18 Oktober 1991, Azerbaijan bisa mengembalikan kemerdekaannya sebagai negara republik kembali.
Meski masih dibayangi konflik sektarian dengan negara tetangganya, Armenia, tak menghalangi Azerbaijan membuka diri pada dunia. Termasuk unjuk gigi menggelar event internasional bergengsi sekelas Formula One Grand Prix yang baru berakhir minggu lalu yang berpotensi mengundang turis dunia.
"Kini Azerbaijan adalah negara yang mempromosikan multikulturalisme, agama, toleransi, dialog, tuan rumah, sponsor, menginisiatori forum humanitarian dan banyak lagi event internasional demi kerjasama regional dan global, perdamaian dan kesejahteraan. Azerbaijan adalah negara di mana Timur bertemu dengan Barat," urai Garayev.
Dalam acara itu, Menteri Pendayaagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Asman Abnur mewakili pemerintah Indonesia mengucapkan selamat dalam perayaan seabad Azerbaijan. Tampak juga Ketua DPD Oesman Sapta Odang, desainer Poppy Darsono hingga Ustaz Yusuf Mansyur.
![]() |
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!