Kota Festival Banyuwangi Akan Suguhkan 77 Acara Tiap Akhir Pekan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kota Festival Banyuwangi Akan Suguhkan 77 Acara Tiap Akhir Pekan

Tia Reisha - detikTravel
Jumat, 20 Jul 2018 17:30 WIB
Ilustrasi Banyuwangi Kota Festival (dok kemenpar)
Banyuwangi - Banyuwangi yang juga dikenal sebagao Kota Festival akan menyuguhkan 77 event tiap akhir pekan sesuai dengan agenda Banyuwangi Festival 2018.

Misalnya saja di akhir pekan ini, Banyuwangi akan diramaikan dengan beragam event menarik, mulai dari Festival Memengan (mainan) Tradisional, Festival Teknologi Inovasi, hingga Lalare Orchestra Concert.

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas pun mengatakan tiap akhir pekan daerah yang dipimpinnya itu tidak pernah lepas dari berbagai atraksi menarik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setiap Sabtu dan Minggu pasti ada event yang menarik yang kami gelar. Kami ingin wisatawan yang berlibur ke Banyuwangi akan merasakan akhir pekan yang mengesankan. Bahkan setiap hari di Banyuwangi bisa menonton atraksi seni di Taman Blambangan," jelasnya dalam keterangan tertulisnya, Jumat (20/7/2018).


Kemeriahan festival akan dimulai sejak Sabtu (21/7) pagi. Mulai saat itu, pengunjung bisa menyaksikan Festival Memengan Tradisional yang diramaikan dengan ribuan anak-anak bermain permainan tradisional Nusantara.

Permainan tersebut di antaranya egrang bambu, gasing, bedhil-bedhilan, gobag sodor, engklek, dakon, bintang aliyan, medi-median, balap karung, klompen panjang, tarik tambang hingga dagongan.

Aneka permainan jadul ini juga akan diparadekan di sepanjang jalan protokol Banyuwangi. Rutenya pun panjang, mulai depan kantor Pemkab Banyuwangi menuju Taman Blambangan.

Kemeriahan pun terus berlanjut hingga siang hari. Gedung Seni dan Budaya (Gesibu) akan menggelar Pameran Teknologi Inovasi yang berisi berbagai inovasi teknologi tepat guna dari berbagai bidang. Lebih keren lagi, teknologi yang dihasilkan merupakan hasil karya pelajar dan pemuda dari Banyuwangi.


Seperti pembuatan mesin pelubang mulsa atau plastik untuk tanaman cabai pada permukaan tanah. Ada juga pembuatan pupuk cair pertanian dari limbah ikan, budidaya hidropnik seledri, hingga pengembangan teknologi speed boat dengan drone yang dibuat oleh mahasiswa.

"Pameran ini digelar dua hari sejak Jumat sampai Sabtu, dibuka mulai pagi pukul 09.00 hingga malam hari. Ini adalah satu cara kami untuk merangsang inovasi bagi pelajar dan mahasiswa untuk mengaplikasi pengetahuannya selama ini," lanjutnya.

Hari Minggu pun makin berwarna di Banyuwangi karena malam harinya akan digelar pertunjukan Lalare Orkestra. Pertunjukan ini menampilkan sebuah kelompok musik yang berisi lebih dari 100 anak dari berbagai sekolah, mulai dari tingkat SD hingga SMP di Banyuwangi.

Alat musik yang mereka mainkan merupakan alat musik tradisional yang unik dan menarik. Ada gendang, rebana, dan angklung dalam paduan yang menarik.

"Konser ini memang bukan konser musik biasa. Lalare Orkestra ini pemusiknya adalah siswa dari kelas 3 SD sampai SMP. Meski belia, mereka berhasil menunjukkan talenta bermusiknya," ujarnya.

Ia pun mengaku orkestra ini menarik karena mengangkat marwah musik-musik Banyuwangi, dangdut, Jazz, dan pop lewat genre alat musik etnik. Sajiannya pun sudah pasti apik karena kelompok musik ini pernah meraih penghargaan tingkat dunia dari Pasific Asia Travel Association (PATA) kategori Heritage and Culture pada 2016.

Pada penampilannya kali ini, Lalare Orkestra akan membawakan beragam lagu Nusantara seperti Kicir-kicir, Janger, hingga lagu lokal Banyuwangi.

Selain itu, Banyuwangi pun akan semakin memanas pada Minggu (22/7). Pasalnya, Pawai Obor (Torch Relay) Asian Games 2018 akan dimulai. Obor ini sejatinya telah tiba di Banyuwangi sejak Sabtu malam.

Nantinya, obor akan dibawa naik ke Puncak Gunung Ijen. Setelah itu, baru diarak keliling kota pada Minggu siang. Api obor akan dibawa oleh atlet dan warga berprestasi Banyuwangi.

"Sepanjang jalan yang dilalui pawai obor akan kita tampilkan beragam kesenian Banyuwangi. Kita tunjukkan kepada negara-negara Asia kalau Banyuwangi adalah daerah yang kaya akan seni dan budaya," ujarnya.

Ia pun menyampaikan sejumlah atraksi seni yang akan memeriahkan pawai obor itu, antara lain Tari Gandrung yang baru saja diundang manggung di Amerika Serikat, karnaval etnik Banyuwangi Ethno Carnival, hingga kesenian Barong.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya senang dengan festival yang diadakan di Banyuwangi. "Untuk atraksi, Banyuwangi tercatat paling cepat berkembang karena melibatkan seluruh potensi masyarakat. Bila tahun 2012 baru ada 12 event, tahun 2017 meningkat menjadi 72 event, dan tahun ini menjadi 77 event dengan sejumlah event unggulan yang masuk dalam CoE WI 2018. Ini luar biasa," ujar Arief.

Menurutnya, hal ini pun didukung dengan akses dan amenitas Banyuwangi yang mumpuni. Wisatawan dapat dengan mudah menuju Banyuwangi dari Jakarta maupun Surabaya karena telah banyak maskapai yang membuka penerbangan langsung ke Banyuwangi.

Begitu juga amenitasnya. Baik hotel berbintang maupun homestay dapat dengan mudah ditemukan di Banyuwangi. Bahkan Banyuwangi telah memiliki home karavan. Dengan begitu wisatawan yang ingin menghemat waktu berkeliling Banyuwangi bisa menggunakan home karavan ini.

"Jadi, tunggu apalagi? Silakan berwisata dan nikmati Banyuwangi. Sudah pasti keren, beken, paten," pungkas Arief. (mul/rdy)

Hide Ads