Festival ini digelar 23-25 November 2018 di Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem. Perjalanan dari Denpasar bisa ditempuh dengan mobil sekitar dua jam perjalanan. Hamparan sawah-sawah dan pemandangan Gunung Agung seolah menyambut traveler yang datang berkunjung ke desa ini.
Asal tahu saja, lokasi desa ini berada sekitar 10 Km dari Gunung Agung. Sehingga suhu di sini cukup sejuk. Traveler yang datang berkunjung bakal disambut dekorasi penjor dan miniatur gapura motif Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Model pamerannya pun mengadopsi pasar ala Bali khas tempo dulu. Masing-masing delegasi menggelar produk mereka di balai-balai panjang.
Desa adat yang berpartisipasi dalam festival ini yaitu Karangasem, Mentawai, Kasepuhan Ciptagelar, Baduy, Kampung Naga, Rancakalong, Dayak, Sumba dan Flores.
![]() |
Rupanya mayoritas produk kerajinan masyarakat desa adat ini adalah tenun. Contohnya Desa Tenganan di Karangasem yang terkenal dengan tenun ikat gringsing, tenun endek Sidemen khas Karangasem, hingga tenun ikat khas Marapu di Sumba. Ada juga berbagai produk anyaman yang dibuat masyarakat Dayak dan praktik men-tato khas suku Maori di Selandia Baru.
![]() |
"Saya bisa mengukir karena warisan orang tua, ukiran yang saya buat tentang manusia pria dan wanita yang sedang menari, atau kerbau membajak sawah," kata Umba Karudi saat sesi diskusi, Sabtu (24/11/2018).
Traveler nggak akan kecewa deh berkunjung ke Karangasem Festival ini. Yuk, nikmati dan kenali seni budaya desa adat nusantara dan mancanegara. Mumpung di Bali. (rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Layangan di Bandara Soetta, Pesawat Terpaksa Muter-muter sampai Divert!
Wapres Gibran di Bali Bicara soal Pariwisata, Keliling Pasar Tradisional
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?